Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Masalah neraca perdagangan dan
neraca pembayaran
Yang menjadi kaitannya dengan neraca
pembayaran dan perdagangan adalah perekonomian terbuka. Khususnya masalah
export dan import. Yang biasa menjadi masalah neraca pembayaran adalah defisit neraca pembayaran yang maksudnya
adalah pembayaran keluar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri.
Negara dapat mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut dengan membuat kebijakan kebijakan. Yaitu
Kebijakan Fiskal dan kebijakan Moneter. Ada perbedaan antara kedua kebijakan
tersebut. Jika kebijakan fiskal meliputi
langkah-langkah yang dilakukan pemerntah untuk membuat perubahan di bidang
perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengauhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian. Sedangkan kebijakan moneter untuk
mempengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau merubah tingkat bunga,
dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat.
1.2 Rumusan Masalah
·
Permasalahan neraca perdagangan dan
·
Faktor-faktor yang mempengaruhi
neraca perdangangan
·
Dampak terhadap neraca perdagangan dan
·
Pengaruh neraca perdagangan pembayaran
terhadap perekonomian
·
Langkah-langkah pemerintah dalam
menyelesaikan masalah neraca perdagangan
·
Peran serta masyarakat dalam
menyelesaikan masalah neraca perdagangan
Bab II
Tinjauan Pustaka
Neraca perdagangan Indonesia defisit
sebesar US$641,1 juta pada April 2012, seiring penurunan ekspor ke sejumlah
negara yang menjadi pasar tradisional Indonesia. Badan Pusat Statistik mencatat
ekspor Indonesia pada April hanya US$15,98 miliar atau turun 7,36% dari Maret,
sedangkan impor mencapai US$16,62 miliar atau naik 1,82% dari Maret. Namun,
Kepala BPS Suryamin mengatakan defisit itu bukan yang pertama kali terjadi
karena Indonesia pernah mengalami defisit pada April dan Juli 2008 serta Juli
2009. Bahkan pada April 2008, defisit neraca perdagangan mencapai US$724,9 juta
karena dampak krisis Amerika Serikat. Ekspor nonmigas ke ASEAN pada April turun
11,65% menjadi US$2,45 miliar. Begitu pula ke Uni Eropa yang turun 5,28%
menjadi US$1,46 miliar. Ekspor ke negara utama lain pun turun, misalnya China
0,02%; Jepang 15,16%; AS 12,8%; Korsel 28,5% dan Taiwan 10,44%. India menurun.
Ekspor bahan bakar mineral pada April turun 6,82% menjadi US$2,41 miliar,
sementara lemak dan minyak hewan/nabati turun 19,23% menjadi US$1,76
miliar.Dengan terjadinya surplus perdagangan berarti jumlah ekspor yang
dilakukan oleh sebuah negera lebih banyak dibandingkan impor. Kondisi ini
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Kondisi ini
telah mengakibatkan ketegangan perdagangan antar negara yang mengalami defisit
dengan egara yang mengalami surplus, seperti yang ditunjukkan oleh hubungan
perdagangan antara AS dan China. Perdagangan Amerika Serikat Amerika Serikat
telah mengalami defisit sejak tahun 1960. Defisit perdagangan ini pada akhirnya
memaksa AS untuk menghentikan standar emas pada tahun 1971. Sejak tahun 1997
defisit perdagangan AS telah mengalami peningkatan eksponensial. Kali terakhir AS mengalami surplus perdagangan
adalah pada tahun 1975 lalu. Tercatat bahwa pada bulan April lalu defisit
perdagangan di AS mencapai angka 40.3 miliar dolar AS. Defisit perdagangan di
bulan April ini mengalami kenaikan dibandingkan defisit perdagangan yang
terjadi pada bulan Maret, yaitu hanya sebesar 40.0 miliar dolar. Defisit perdagangan AS yang terbesar terjadi
dengan China.Pada bulan April defisit perdagangan AS dengan China mencapai
angka 19.3 miliar dolar atau nyaris 50% dari defisit perdagangan total AS.
Perdagangan Indonesia Membaik Setelah Sempat Terhantam Kondisi sektor
perdagangan internasional Indonesia tampak mengalami peningkatan yang cukup
baik pada tahun 2010 ini. Surplus perdagangan Indonesia sempat mengalami
hantaman serius pada tahun 2008 lalu. Seiring dengan krisis keuangan global
yang terjadi di tahun 2008 tersebut perdagangan internasional Indonesia
mengalami penurunan tajam pada surplus perdagangan total. Sejak tahun 2005 –
2007 perkembangan surplus perdagangan Indonesia selalu positif. Dari posisi
27.9 miliar dolar di tahun 2005, pada tahun 2007 surplus perdagangan Indonesia
mencapai angkat 39.6 miliar dolar AS. Akan tetapi pada tahun 2008 surplus
perdagangan tersebut anjlok hingga hanya sebesar 7.8 miliar dolar AS. Di tahun
2009 terjadi peningkatan surplus dan membaik ke level 19.7 miliar dolar AS.
Sementara itu di tahun 2010 ini kembali terjadi peningkatan. Pada periode
Januari hingga April 2010 surplus perdagangan Indonesia mencapai angkat 8.8
miliar dolar, mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2009
Bab III
Pembahasan
Neraca perdagangan (balance of trade) adalah sebuah istilah
yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara nilai moneter antara ekspor
dan impor. Neraca perdagangan biasa disebut dengan ekspor netto. Neraca
perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai
moneternya melebihi impor, dan biasa disebut surplus perdagangan. Sementara itu
jika neraca perdagangan menunjukkan kondisi negatif artinya nilai moneter impor
melebihi ekspor, dan disebut sebagai defisit perdagangan.
Defisit secara harfiah adalah kekurangan dalam kas keuangan. Defisit
biasa terjadi ketika suatu organisasi (biasanya pemerintah) memiliki
pengeluaran lebih banyak daripada penghasilan. Lawan dari defisit adalah
surplus. Hal pertama yang harus dicatat, munculnya kekurangan dalam pendanaan
di banyak negara merupakan hal yang klasik. Pemerintah di banyak negara juga
mengenal defisit anggaran, bahkan sebelum penemuan istilah anggaran umum. Dulu,
negara meminjam dari pedagang dan rentenir saat dalam kondisi membutuhkan,
khususnya untuk membiayai perang, seremoni dan festival kerajaan, dan
menanggulangi bencana.
Terjadinya defisit anggaran diakibatkan oleh beberapa faktor penting,
adakalanya dapat terjadi karena anggaran yang memang kurang, dan adakalanya
pula cara atau metode pembiayaan yang mengakibatkan defisit. Defisit berarti,
pemerintah mengkonsumsi lebih dari jumlah pendapatannya yang kemudian biaya
kekurangannya itu diambilkan dari pendapatan individu. Ini artinya, total
permintaan terhadap barang dan jasa berlebih jika dibandingkan dengan total
penawaran. Pengertian ini dengan asumsi bahwa masyarakat terhalangi dari
perdagangan luar negeri yang menyebabkan seluruh konsumsi individu harus
ditekan untuk memberi ruang bagi konsumsi pemerintah yang berlebih.
Aapabila defisit anggaran didanai melalui prosedur pinjaman publik
dalam negeri, tekanan moneter dari total permintaan pemerintah terhadap harga
tidak akan terjadi, setidaknya dalam teori, karena sarana pembayaran individu
yang kelebihan berhasil di serap, dan dengan demikian inflasi mata uang tidak
terjadi karena kebijakan tersebut. Apabila defisit dibiayai oleh pinjaman Bank
Sentral, penerbitan mata uang, maka tekanan inflasi harga mata uang mulai
muncul sebagai akibat adanya alat pembayaran yang berlebih daripada penawaran
yang ada. Adapun dalam sistem perekonomian yang terhubung dengan perdagangan
internasional melalui ekspor dan impor, kelebihan konsumsi pemerintah dapat
ditutupi oleh impor. Di sini, metode penanganan defisit juga berdampak besar
terhadap konsekuensi yang muncul. Yaitu, apabila penanganan defisit anggaran
ditutupi dengan penerbitan uang baru (ekspansi moneter) akan menyebabkan
inflasi dan merosotnya nilai kurs mata uang lokal di hadapan mata uang aing.
Pada akhirnya, penurunan kurs (nilai mata uang) juga akan meningkatkan defisit
anggaran yang justru mempersulit penanganan defisit anggaran.
Hal inilah yang membuat cara seperti ini tidak dapat diterapkan secara
kontinyu dalam kebijakan ekonomi. Oleh karena itu, ajakan untuk mencapai
stabilitas harga dan tukar selalu terfokus pada penyeimbangan pertumbuhan
pertukaran uang, yang juga selalu terfokus pada keharusan penyeimbangan antara
anggaran suatu negara dengan tidak menutupi defisit anggarannya dengan
instrumen moneter.
1.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
neraca perdagangan
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi neraca perdagangan meliputi:
a. Biaya produksi (tanah, tenaga kerja,
modal, pajak, insentif, dll) ekspor dalam perekonomian vis-à-vis mereka dalam
perekonomian impor
b. Biaya dan ketersediaan bahan baku,
barang setengah jadi dan input lainnya
c. Bursa pergerakan nilai
d. Multilateral, bilateral dan
unilateral pajak atau pembatasan perdagangan
e. Hambatan non-tarif seperti
lingkungan, kesehatan atau standar keselamatan
f. Ketersediaan devisa yang memadai
yang dapat digunakan untuk membayar impor, dan
g. Harga pokok produksi di rumah
(dipengaruhi oleh respon dari pasokan)
Pada prinsipnya, cara untuk
mengurangi atau menghilangkan defisit neraca pembayaran internasional yang
terjadi di suatu negara dilakukan melalui proses penyeimbangan kembali neraca
pembayaran dengan lima jalur. Kelima jalur tersebut bekerja melalui perubahan
komponen-komponen berikut ini.
1
Pendapatan Nasional
Proses ini dilakukan dengan
melakukan kebijakan fiskal, yaitu semua tindakan pemerintah yang bertujuan
untuk memengaruhi jalannya perekonomian melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
2
Tingkat Harga
Proses ini dilakukan dengan cara
mengeluarkan kebijakan moneter, yaitu segala tindakan pemerintah yang ditujukan
untuk mempengaruhi jalannya perekonomian dengan cara menambah atau mengurangi
jumlah uang yang beredar dalam masyarakat.
3
Kurs Valuta Asing
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan
kebijakan devaluasi, yaitu kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang dlaam
negeri terhadap mata uang asing dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor suatu
negara dan menambah devisa suatu negara.
4
Tingkat Bunga
Proses penyeimbangan kembali neraca pembayaran
melalui perubahan tingkat bunga pada dasarnya bekerja melalui perubahan neraca
investasi atau neraca modal.
Oleh karena itu, proses ini dapat dilakukan
melalui perubahan jumlah uang yang beredar dengan menaikkan atau menurunkan
tingkat suku bunga yang berlaku. Jika suku bunga naik, maka nilai investasi
akan menurun. Sebaliknya, jika suku bunga turun, maka nilai investasi akan
meningkat.
5
Sektor Moneter
Proses ini dilakukan dengan melalui suatu
bentuk campur tangan pemerintah yang dinamakan Exchange Control (EC), artinya
suatu bentuk campur tangan pemerintah dalam lapangan ekonomi internasional.
Dalam sistem ini, semua valuta asing dimonopoli oleh pemerintah, artinya semua
alatalat pembayaran luar negeri yang dimiliki atau yang diperoleh seluruh
penduduk suatu negara harus diserahkan kepada pemerintah, untuk selanjutnya
pemerintah mengatur dan menentukan penggunaan valuta asing.
2.
Dampak terhadap perekonomian
Terjadi ketidakstabilan ekonomi
negara dalam jangka pendek maupun jangka panjangh, defisit sebagai akibat
import yang berlebihan akan mengakibatkan penurunan dalam kegiatan ekonomi
dalam negeri karena konsumen menggantikan barang dalam negeri denganbarang
import, harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan harga-harga import
bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun mengurangi
kegairahan pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan membangun kegiatan
usaha yang baru.
3.
Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
menyelesaikan masalah neraca perdagangan
Pemerintah mengeluarkan kebijakan
sebagai berikut:
a. Kebijakan agar investasi dilakukan
dengan porsi agar bisa ekspor sehingga neraca perdagangan kita lebih
terkendali.
b. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan
yang ditempuh pemerintah dalam perpajakan dan pengeluaran pemerintah/ anggaran
untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
c. Kebijakan moneter merupakan
kebijakan yang ditempuh pemerintah/ bank sentral dalam penawaran uang dan
kebijakan suku bunga untuk memengaruhi pengeluaran agregat.
d. Kebijakan segi penawaran adalah
kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi perusahaan,
sehingga barang dan jasa yang ditawarkan lebih banyak dan lebih murah.
e. Kebijakan Neraca Pembayaran
Merupakan kebijakan yang digunakan
untuk memantau keadaan neraca pembayaran guna memengaruhi nilai tukar.
4.
Peran serta masyarakat dalam
menghadapi masalah neraca perdagangan
· Lebih hemat dalam menggunakan sumber
daya alam.
Sumber daya alam sangat berpengaruh
dengan masalah ekonomi.
· Pembentukan modal dan investasi
ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa
barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktifitas.
Bab IV
Penutup
1. Kesimpulan:
Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan bahwa nilai neraca perdagangan dan pembayaran adalah:
1. Neraca perdagangan Indonesia
merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengetahui peningkatan atau penurunan nilai yang diterima oleh negara
Indonesia, di dalam perdagangan.
2. Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini
akan berdampak pada pengurangan pengangguran dan ketersediaan lapangan
pekerjaan.
3. Neraca pembayaran adalah catatan
dari semua transaksi ekonomi internasional yang meliputi perdagangan, keuangan
dan moneter antara penduduk dalam negeri dengan penduduk luar negeri selama
periode waktu tertentu, biasanya satu tahun atau dikatakan sebagai laporan arus
pembayaran (keluar dan masuk) untuk suatu negara.
2. Saran:
Pemerintah hendaknya berusaha untuk
memperkecil masalah neraca perdagangan dan pembayaran dengan cara menerapkan
instrumen-instrumen kebijakan dibidang ekonomi baik itu
kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal.
Daftar pustaka
0 Response to "MAKALAH PERDAGANGAN DAN PEMBAYARAN"
Post a Comment