a. Pengertian SDM
Manajemen sumber daya manusia,
disingkat MSDM, adalah suatu
ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga
kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat
digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama
perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu
konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia bukan mesin - dan bukan semata
menjadi sumber daya bisnis. Kajian MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu
seperti psikologi, sosiologi, dll.
b. Unsur – unsure Managemen SDM
Manajemen
sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem perencanaan,
penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karier, evaluasi
kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik. Manajemen
sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen yang
memengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.
c.
Perlakukan
Adil dalam MSDM
Beberapa
waktu lalu, Harting Technology Group, sebuah perusahaan elektronik dan
telekomunikasi di Jerman, dianugerahi penghargaan “Germany's Best Employers
2011” oleh Great Place to Work Institute Deutschland, bekerjasama dengan
Kementerian Urusan Sosial dan Tenaga Kerja Jerman, surat kabar Handelsblatt,
dan Universitas Koeln. Dalam menentukan penghargaan ini, dilakukan evaluasi
independen terhadap perusahaan berbagai ukuran dalam hal kualitas dan daya
tarik sebagai tempat kerja. Survei dilakukan terhadap karyawan untuk dimintai
pendapatnya tentang isu-isu di tempat kerja seperti manajemen, kerjasama,
pengembangan karier, kompensasi, dan kepuasan kerja. Kualitas sumber daya
manusia (SDM) perusahaan juga dinilai. Tahun ini Great Place to Work Institute
Deutschland melakukan survei terhadap kurang lebih 120 ribu karyawan dari
perusahaan-perusahaan yang saling bersaing meraih penghargaan. Secara khusus,
karyawan Harting Technology Group memberi nilai positif bagi keadilan
(fairness), penghormatan (respect), dan perlakuan yang setara dan adil yang
mereka terima.
Bercermin dari penghargaan tersebut, kenyataannya masih banyak perusahaan, yang memperlakukan karyawannya secara tidak wajar. Padahal, perusahaan yang memperlakukan karyawannya dengan penuh hormat, adil, dan setara berarti telah menciptakan lingkungan yang sehat demi kesejahteraan karyawan dan pertumbuhan bisnis. Perusahaan yang demikian juga berarti telah menunjukkan kepeduliannya kepada etika bisnis, baik etika perusahaan, etika kerja, dan etika perorangan. Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.
Perlakuan perusahaan terhadap karyawan juga dapat berpengaruh terhadap perlakuan karyawan terhadap pelanggan. Seperti dikemukakan oleh Bowen, Gilliland, dan Folger, jika para karyawan diperlakukan dengan penuh rasa hormat, adil, dan setara, mereka akan melakukan hal yang sama kepada para pelanggan perusahaan. Dengan kata lain, kepuasan karyawan pada gilirannya akan meningkatkan pula kepuasan serta kesetiaan pelanggan. Perlakuan yang penuh hormat dan adil juga akan membantu meningkatkan komitmen karyawan terhadap perusahaan. Hal ini akan terlihat dari kesediaan karyawan untuk berbuat melebihi ekspektasi, semisal membantu rekan kerja yang sedang memiliki beban kerja yang berat dan juga mengambil langkah-langkah mencegah timbulnya masalah dengan orang lain. Mereka juga tidak akan suka mengeluh dan bermalas-malasan, melainkan senantiasa termotivasi untuk menyelesaikan setiap pekerjaan dengan kualitas tertinggi. Dampak positif lain dari diperlakukannya karyawan dengan hormat, adil, dan setara adalah tumbuhnya rasa saling percaya, baik antara sesama karyawan maupun antara karyawan dengan pimpinan atau manajemen perusahaan. Padaa gilirannya hal ini akan meningkatkan kenyamanan kerja dan kinerja perusahaan, terutama untuk jangka panajang.
Perusahaan harus menjamin karyawan diperlakukan dengan hormat oleh seluruh rekan kerjanya. Perlakuan yang setara dan adil terhadap karyawan juga mencakup diantaranya pemberian informasi yang lengkap dan akurat mengenai panduan keamanan, keselamatan, dan kesehatan di tempat kerja; perlindungan dari berbagai bentuk pelecehan; perlakuan yang adil dan setara tanpa membeda-bedakan suku, jenis kelamin, agama, kecacatan (disability), usia, dan sebagainya (praktek diskriminasi); dan perlindungan terhadap aksi balas dendam karena mengajukan keluhan dan kritik terhadap perusahaan. Dalam pengelolaan SDM, perlakuan yang adil dan setara harus diberikan mulai dari proses dan keputusan perekrutan, seleksi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karier, kebijakan kompensasi, penilaian kinerja, hingga pemberhentian karyawan.
Agar karyawan merasa diperlakukan dengan adil, perusahaan harus mampu menghasilkan keputusan yang konsisten, berdasarkan informasi yang akurat, memungkinkan karyawan untuk berkontribusi, dan dapat dikoreksi. Karyawan biasanya akan menilai sejauh mana perusahaan bersikap adil saat perusahaan melakukan perubahan dan saat menerapkan kebijakan dengan individu sebagai sasarannya seperti penilaian kinerja.
Kegagalan perusahaan memperlakukan karyawannya dengan hormat, adil, dan setara berdampak buruk, baik bagi karyawan maupun perusahaan sendiri. Karyawan dapat merasa terinjak harga dirinya, merosot motivasi dan kepuasan kerjanya, memburuk kinerjanya, bahkan menurun kesehataanya karena merasa tertekan. Ujung-ujungnya, karyawan akan meninggalkan perusahaan. Bila karyawan tersebut adalah talenta terbaik, perusahaan jelas akan merugi karena kehilangan sumber dayanya yang paling berharga.
Perusahaan yang memperlakukan karyawannya dengan tidak hormat dan tidak adil berisiko menghadapi tuntutan hukum yang mahal, kehilangan kepercayaan dari karyawan dan pemangku kepentingan lainnya, kehilangan produktivitas dan waktu, dan kehilangan kemampuan menarik talenta-talenta terbaik. Reputasi perusahaan juga bakal anjlok. Padahal, sikap perusahaan terhadap karyawan adalah salah satu pendorong utama reputasi perusahaan, di samping kinerja keuangan, tata kelola perusahaan, produk dan layanan pelanggan, dan manajemen krisis. Perusahaan dengan reputasi yang kuat akan mampu mempertahankan karyawan dengan talenta-talenta terbaik.
d. Etika, Hukum dan Perlakukan yang
adil dalam MSDM
Manajemen
sumber daya manusia, konsep etika dapat di implementasikan dalam bentuk
pengawasan organisasaional yang didasarkan pada sosialisasi aturan-aturan,
memonitor perilaku dan disilpin karyawan, serta mempengaruhi perilaku melalui
pemberian hukuman bagi mereka yang sering melanggar etika. Penerapan yang
terlalu kuat pada konsep etika yang berorentasi pada pemenuhan etika tersebut,
mempunyai akibat yang kurang baik pada outcome yang dihasilkan, karena
perhatian karyawan akan tertumpu pada usaha-usaha untuk menghindari hukuman
saja. Dengan demikian, hanya akan tercipta atmosfir dimana karyawan berusaha
untuk tidak tekena hukuman, sedangkan keinginan ataupun cita-cita untuk
meningkatkan mentalitas yamg lebih etis dan bermoral mungkin kurang dapat
diwujudkan. Pemenuhan etika secara umum dapat membantu mengurangi pelanggaran
etika meskipun tidak mempunyai derajat yang sama dengan konsep etika yang
berorentasi pada penanaman nilai-nilai etika. Tujuan utama dalam konsep
penanaman nilai-nilai etika ini bukan untuk kedisiplinan, tetapi lebih pada
usaha-usaha untuk meningkatkan kepedulian karyawan terhadap perkembangan
nilai-nilai etika yang lebih berarti. Tujuan tersebut disosialiasasikan dengan
adanya sharing nilai-nilai etika dalam organisasi. Dalam hai ini setiap anggota
organisasi mempunyai status yang sama. Dengan begitu organisasi membawa
komitmen bersama yamg diaplikasikan secara sama pada semua anggota. Karena
karyawan mendapat perhatian atas kontribusinya, maka mereka akan merasa bangga
dengan nilai-nilai etika dalam organisasi. Konsep penanaman nilai-nilai etika
lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas yang membantu karyawan dalam pembuatan
keputusan, menyediakan nasihat-nasihat dan konsultasi etika, serta mendukung
konsensus mengenai etika bisnis. Manajemen sumber daya manusia mempunyai
peranan penting dalam menjaga keseimbangan antara penanaman nilai-nilai etika
dan pemenuhan etika tersebut. Implementasi konsep etika harus mampu
diintegrasikan dalam setiap aktivitas manajemen sumber daya manusia. Adanya
konsistensi antara kebijakan dan praktek diharapkan dapat menghindari persepsi
yang ambigu yang diterima karyawan. Sebagai contoh, jika karyawan didorong
untuk melaksanakan suatu standar etika tertentu, tetapi standar tersebut tidak
diintegrasikan dalam standar penilaian kinerja, reward, sistem kompensasi serta
sistem manajemen sumber daya manusia lainnya, maka akan menimbulkan perasaan
ketidakadilan bagi karyawan. Dengan mengintegrasikan program etika ke dalam
fungsi-fungsi organisasional diharapkan akan menjadikan pelaksanaan konsep
etika menjadi lebih efektif.
5 Dimensi
Perilaku Etika :
•
Konsekuensi yang diperpanjang
• Lebih
dari satu alternatif
• Hasil
yang berbaur
•
Konsekuensi yang tidak pasti
• Pengaruh
Pribadi
Ada
beberapa cara merespon situasi etika, antara lain:
• Apakah
perilaku atau hasil pengelolaan SDM memenuhi semua hukum, peraturan dan
kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku saat ini?
• Apakah
perilaku atau hasil pengelolaan SDM memenuhi semua standar organisasional
perilaku etika?
• Apakah
perilaku atau hasil pengelolaan SDM memenuhi semua standar profesional perilaku
etika?
Dimensi
dari keragaman, antara lain:
• Ras/
etnisitas
• Jenis
kelamin
• Kondisi
Fisik
• Status
Perkawinan
• Usia
•
Orientasi gender
Ada 4 cara
dalam mengelola keragaman:
•
Kesetaraan Kesempatan Kerja
Individu
harus mendapatkan perlakuan yang setara dalam semua tindakan yang berhubungan
dengan pekerjaan.
• Tindakan
Afirmatif
Proses
dimana para pemberi kerja mengidentifikasi area masalah, menetapkan tujuan, dan
mengambil langkah positif untuk meningkatkan kesempatan bagi anggota golongan
yang dilindungi.
• Analisis
ketersediaan
Analisis
yang mengidentifikasi jumlah dari anggota-anggota golongan yang dilindungi yang
tersedia untuk bekerja di pasar tenaga kerja yang tepat dalam pekerjaan
tertentu.
• Analisis
penggunaan
Analisis
yang mengidentifikasi jumlah dari anggota-anggota golongan yang dilindungi yang
dipekerjakan dan jenis pekerjaan yang dipegang saat ini dalam suatu organisasi.
Rangkaian
pendekatan keragaman:
· Dari
sudut pandang perlawanan:
Keragaman
tidak penting dan tidak mempengaruhi manajemen.
· Dari
sudut pandang keadilan:
Keragaman
menciptakan konflik dan masalah.
· Dari
sudut pandang Legitimasi – Akses:
Keragaman
menyediakan kesempatan bagi pemberi kerja dan organisasi.
· Dari
sudut pandang budaya keragaman:
Budaya
keragaman meresap ke dalam organisasi.
· Dari
tindakan perlawanan:
o Melawan
perubahan
o
Menyangkal adanya masalah
· Dari
tindakan keadilan:
o
Pelatihan keragaman
o
Pemenuhan tindakan afirmatif
o Fokus
pada kelompok yang dilindungi
· Dari
tindakan Legitimasi – Akses:
o
Membangun budaya penerimaan terhadap keragaman
o
Mengurangi konflik dalam angkatan kerja multi budaya
· Dari
tindakan budaya keragaman:
o Usaha proaktif
pada keragaman
o Karyawan
dilihat sebagai sumber daya
· Dari
konsekuensi perlawanan:
o
Melindungi status quo
o
Kemungkinan tanggung jawab hukum meningkat
· Dari
konsekuensi keadilan:
o
Diskriminasi ditangani melalui respon internal
o
Meminimalkan pengeksposan terhadap hukum
· Dari
konsekuensi Legitimasi – Akses:
o Semua
karyawan adalah berharga untuk direkrut dan dipelihara
o
Penerimaan membawa pemecahan masalah secara internal
· Dari
konsekuensi budaya keragaman:
o Hubungan
yang efektif diantara semua karyawan
o
Keragaman masuk keseluruh organisasi
Mengadakan
program keragaman dapat berupa:
•
Membentuk tim kerja multibudaya
•
Implementasi keragaman dalam pergantian kepemimpinan dan promosi
•
Mengadakan sistem mentor
•
Melakukan Peatihan Keragaman
•
Membentuk komite keragaman
0 Response to "PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA"
Post a Comment