KLASTER INDUSTRI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI……………………………………………………                                              I
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                         
A. LATAR BELAKANG MASALAH………………………...                                              II
B. IDENTIFIKASI MASALAH……………………………….                                               II
C. PEMBATASAN MASALAH………………………………                                               II
D. PERUMUSAN MASALAH………………………………..                                               II
BAB II PEMBAHASAN
A.Metodologi dalam strategi pembangunan ekonomi………….                                                1
B.Tantangan dalam proses industrialisasi………………………                                                1
C.Pendekatan pembangunan industri  dalam kajian globalisasi…                                              3   

BAB III PENUTUP
A. Simpulan………………………………………………………                                             6   

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………                                             7    









I
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
   Proses pembangunan di masa lalu yang kurang menguntungkan, dan berakibat terjadinya krisis ekonomi, telah menimbulkan kesadaran semua pihak, khususnya pemerintah, untuk berpihak pada pemberdayaan UKM. Paradigma pembangunan kemudian lebih menitikberatkan pada pemberdayaan ekonomi dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara luas yang berdasarkan pada semangat kerakyatan, kemartabatan dan kemandirian dalam upaya penciptaaan pemerataan dengan tanpa meninggalkan aspek pertumbuhannya. Ditengah terjadinya krisis ekonomi usaha besar dan konglomerat banyak yang gulung tikar karena tanggungan utang yang makin melambung akibat depersiasi nilai tukar rupiah yang merosot tajam, UKM justru dapat tetap bertahan. Sektor ini bahkan telah dapat menopang akses yang ditimbulkan krisis, dengan menampung para penganggur disektor informal.   
B. IDENTIFIKASI MASALAH (LATAR BELAKANG)
Sesuai dengan judul makalah ini “Pertumbuhan ekonmi, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengetahui strategi dalam pembangunan ekonomi disuatu negara ?
2. Apa pengaruh globalisasi pada pembangunan ekonomi ?
C. PEMBATASAN MASALAH.
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
1.  Cara mengetahui strategi dalam pembangunan ekonomi
2.  Pengaruhi globalisasi pada pembangunan ekonomi
D. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi strategi dalam pembangunan ekonomi
2. Bagaimana deskripsi pengaruhi globalisasi pada ekonomi




II

BAB II
PEMBAHASAN
Usaha kecil dan menegah sangat mempengaruhi tingkat perekonomian suatu negara dan memberikan sumbangan dengan kontribusi yang sangat besar pula terhadap Negara.
Sesuai dengan judul makalah ini, pembahasan meliputi metologi yang dilakukan , tantangan yang dominan dalam proses industrialisasi, pendekatan pembangunan industri dalam konteks glolisasi,
A. Metodologi yang dilakukan dalam pelaksanaan  kajian ini
Peran serta masyarakat merupakan kata kunci perubahan paradigma pemberdayaan UKM, sedangkan pemerintah tidak lebih hanyalah menjalankan fungsi sebagai regulator, fasilitator dan stimulator. Metodologi -  metodoligi yang dilakukan meliputi :
1. Studi literatur
2. Pelacakan informasi melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait dibidang riset dan              pengembangan industri
3. Studi banding tentang penerapan klaster industri di luar negeri
4. Perumusan konsep klaster industri
5. Analisa dan perumusan sistem klaster dan konsep kebijakan pendukung Pengembangan Unggulan Daerah Unggulan daerah merupakan konsep dinamis dan kotekstual yang mempunyai arti obyek yang memiliki suatu atau sehimpunan karakterristik/hal positif menonjol dan kompetitif dari suatu daerah.

B. Tantangan yang dominan dalam proses industrialisasi
1. Komposisi jumlah perusahaan besar
2. Menengah dan kecil
3. Sumber daya manusia
4. Iptek dan intensitas teknologi dalam produk ekspor.


1
Tantangan produk ekspor agar mampu bersaing di pasar internasional adalah masih rendahnya pemanfaatan dan penggunaan iptek. Untuk mencapai daya saing internasional sektor industri, perlu dilakukan upaya transformasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif melalui peningkatan produktivitas. Oleh karena itu, maka arah pengembangan industri Indonesia adalah meningkatkan kandungan iptek baik dalam produk maupun proses. Secara makro dasar kebijakan yang ditempuh adalah mentransformasi ekonomi Indonesia dari ekonomi berbasis pertanian ke arah ekonomi berbasis industri kemudian meningkat lagi ke ekonomi berbasis teknologi. Untuk melakukan transformasi industri tersebut maka konsep klaster industri merupakan instrumen yang tepat. Pengembangan Industri Melalui Klaster Pengembangan industri ditentukan oleh nilai-nilai budaya antara lain menyangkut jiwa kewirausahaan masyarakat, stabilitas politik dan adanya jaminan keamanan; kebijakan publik yang meliputi kebijakan moneter antara lain kebijakan nilai tukar dan suku bunga; kebijakan fiscal antara lain insentif perpajakan; kebijakan perdagangan antara lain meliputi distribusi, ekspor dan impor serta kebijakan investas; sarana dan prasarana yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta seperti infrastruktur, pendidikan, teknologi dan lingkungan. Arah pengembangan industri sesuai GBHN 2000 ? 2004 adalah mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komapratif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan disetiap daerah, terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecil dan kerajinan rakyat; mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam rangka meningkatkan daya saing global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat dan seluruh daerah melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan SDA dan SDM dengan menhapus segala bentuk perlakuan diskriptif dan hambatan. Dalam membangun keungulan kompetitif dibutuhkan perusahaan-perusahaan yang dapat mencapai keunggulan sepanjang waktu melalui deferensiasi produk (produk dengan kualitas yang lebih tinggi) atau keunggulan biaya (posisi biaya rendah dengan skala produksi yang efisien). Dengan demikian untuk dapat mewujudkan peningkatan daya saing internasional industri manufaktur Indonesia diperlukan suatu kebijakan nasional yang merupakan integrasi dari kebijakan sector industri, investasi dan perdagangan. Perkembangan Kebijakan Industri Kebijakan pembangunan industri di era 60-an, lebih ditekankan pada pembangunan industri dasar yang lebih bersifat subtitusi impor. Selanjutnya pada Pelita I sampai dengan Pelita VI pembangunan industri diarahkan pada pengembangan industri berbasis broad base. Kelemahan dari indusri yang bersifat broad base adalah tidak adanya prioritas pembangunan industri.



2
C. Pendekatan pembangunan industry dalam kontek globalisasi
a. Klaster industry
Klaster industtri merupakan salah satu cara terbaik untuk mengorganisasikan industri suatu negara, sehingga lebih memudahkan perumusan kebijakan pemerintah karena lebih terintegrasi dan terfokus. Pada umumnya keunggulan lokal dibatasi oleh batas-batas geografis, oleh karena itu klaster industri akan berkembang secara regional dan membantu penyebaran kegiatan dan akan mengakibatkan peningkatan perdagangan antar daerah, sehingga meningkatkan kesejahteraan semua daerah di Indonesia. Sebagai bagian dari proses spesialisasi, perusahaan besar sebagai industri terkait mengkonsentrasikan pada kegiatan inti, sedangkan kegiatan non inti disubkontrakkan kepada perusahaan kecil. Dengan kombinasi pengembangan klaster, proses ini akan menarik Industri Kecil Menegah (IKM) untuk memenuhi peningkatan permintaan barang dan Jasa. Pada saat yang sama, jaringan yang terpadu dari IKM terkait akan berkembang menawarkan jasa dan produk-produk untuk mendukung klaster industrinya. Oleh karena itu, IKM memainkan peranan secara integral dan konstruktif dalam suatu klaster industri, sementara klaster industri memberikan kesempatan kepada IKM untuk membuat keterkaitan suplai antara perusahaan besar dan menengah. Oleh karena itu klaster industri juga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk menjadikan IKM kompetitif secara internasional. Klaster industri sebagai instrumen dari kebijakan industri merupakan platform ekonomi yang efektif dalam merespon otonomi daerah dan pembangunan IKM yang efektif di Indonesia. Dengan klaster industri maka potensi yang ada di daerah akan dapat berkembang sesuai dengan kompetensi inti yang dimiliki oleh setiap daerah. Manfaat Klaster Industri Pendekatan klaster diyakini dapat mencapai suatu dampak yang signifikan pada pembangunan ekonomi daerah terutama melalui keterlibatan dalam dilog konstruktif atau proses partisipasi antara pelaku bisis, pemasok kunci, pembeli dan stakeholder kunci lain di daerah. Manfaat dari klaster industri adalah memperkuat keterkaitan yang saling menguntungkan antar stakeholder di daerah dan antar stakeholder suatu daerah dengan daerah lain baik ditingkat nasional maupun internasional, memberikan kerangka kerja yang lebih jelas dan terarah termasuk penyediaan infrastruktur yang lebih sesuai dengan dunia usaha di daerah, memungkinkan investasi infrastruktur informasi yang terakseskan dan mempunyai daya dongkrak signifikan untuk meningkatkan kinerja klaster industri di daerah, memfasilitasi penyesuaian system administrasi untuk mendorong peningkatan produktivitas klaster industri spesifik daerah. Klaster industri penting bagi pengembangan ekonomi pada umumnya karena beberapa alasan, antara lain dapat mengatasi hambatan ukuran UKM, menstimulasi inovasi dan memberikan kerangka untuk menghadapi tantangan globalisasi.



3
Sistem klaster industri memberikan akses ke beberapa hal yaitu askes terhadap inovasi, pengetahuan, dan teknologi. Tantangan dalam Pengembangan Klaster Industri Upaya pengembangan klaster perlu mengantisipasi beragam tantangan yang berpotensi muncul dan harus diatasi oleh stakeholder yang terlibat, antara lain adalah menentukan klaster industri itu sendiri, perlu adanya partisipasi aktif dari pihak swasta, adanya kemungkinan sikap skeptis dari pihak swasta, ketidaksederhanaan dalam memilih skala strategi, adanya kesan terbentuknya kelompok-kelompok eksklusif dalam komunitas bisnis, kemungkinan adanya dominasi peran yang berlebihan oleh perusahaan besar, Sektor publik harus dapat merspon secara cepat, system politik dan lembaga pendidikan yang masih bersifat tradisional, adanya kemungkinan hambatan kelembangaan untuk mengimplementasikan strategi klaste industri dan resiko kesan picking the winners. Klaster Industri dalam Perekonomian Daerah Pengembangan klaster industri perlu disesuiakan dengan industri yang bersangkutan termasuk perilaku pelaku bisnisnya dan karakteristik khas setempat/lokal. Pengembangan klaster dapat membantu memperkuat ekonomi daerah dan menciptakan kesempatan kerja di daerah. Langkah analitis yang ditempuh dalam pengembangan ekonomi daerah adalah dengan mengidentifikasi pendorong bagi perkembangan ekonomi dan bisnis meliputi; investasi inward yang berkualitas, capaian ekspor, perusahaan yang mampu bersaing secara global, penumbuhan/pengembangan perusahaan baru(pemula), peningkatan inovasi, perkembangan perusahaan setempat dan mengidentifikasi apa yang harus dilakukan untuk membangun kekuatan daerah meliputi; pengembangan infrastruktur, spin-off litbang dan pengetahuan, capaian ekspor, pasar tenaga kerja yang kompetitif, industri yang berbasis pengetahuan dan teknologi dan memiliki ketrampilan yang tinggi. Pembangunan ekonomi lokal/daerah sangat sentral dalam perwujudan kesejahteraan masyarakat sehingga daya saing ekonomi perlu dibangun melalui perkuatan ekonomi lokal/daerah dengan mendorong pengembangan dan pendayagunaan pengetahuan, teknologi dan inovasi yang sesuai dengan potensi terbaik dan karakteristik daerah. Langkah-langkah Pengembangan Klaster Industri Upaya dan proses pengembangan (perkuatan) klaster industri pada dasarnya terdiri atas empat tahap generic, yaitu, aktivitas awal inisiatif pengembangan (perkuatan), penyusunan kerangka dan egenda pengembangan (perkuatan), implementasi dan pemantauan, ealuasi serta perbaikan/penyempurnaan.
b.Beberapa tahapan operasional dalam pengembangan klaster industri secara garis besar adalah :
1. Perumusan masalah atau isu-isu yang menimbulkan kebutuhan untuk menetapkan suatu klaster sebagai tujuan dalam mengembangkan daya saing



4
2. Identifikasi klaster yang dicapai Dalam tahapan ini yang paling awal dilakukan adalah pengumpulan data mengenai profil daerah, profil ekonomi dan informasi tentang masing-masing klaster potensial.
3. Identifikasi beberapa alternatif klaster terpilih sebagai tujuan Pada tahap ini dilakukan review tentang pengembangan klaster alternative yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah diidentifikasi.
 4. penilaian klaster untuk setiap alternatif Dalam tahap ini dilakukan kajian atas klaster alternative melalui analisis input-output dan analisis SWOT
5. Penentuan klaster pilihan Dalam tahap ini yang paling penting adalah memastikan mana yang paling efektif, efisien dan strategis.
 6. Perumusan strategi untuk menetapkan klaster Dalam tahap ini dilakukan perumusan strategi untuk mengimplementasikan kebijakan dilapangan yang mencakup grand desaign, model pengmbangan, sosialisasi, dan monitoring pelaksanaan.
7. Implementasi pengembangan klaster dengan menetapkan rencana tindakan Pengembangan suatu klaster industri perlu disesuaikan dengan konteks kasus spesifik dan disepakati para stakeholders kunci, dan mempertimbangkan kaidah-kaidah yang berlaku termasuk kebijakan formal yang terkait dengan perencanaan pembangunan. Peran Pemerintah Dalam Pengembangan











5
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dalam proses penjabaran rencana tindak, program utama untuk menumbuh-kembangkan unggulan daerah secara umum perlu memperhatikan elemen-elemen penting antara lain, penciptaan iklim ekonomi yang kondusif, peningkatan daya saing UKM, pengembangan dan pemanfaatan potensi spesifik lokal dan penguatan keterkaitan rantai nilai tambah ekonomi.

1. Pendekatan klaster industri bisa diadopsi sebagai platform nasional, baik dalam konteks pembangunan ekonomi nasional, daerah, lokal maupun pemberdayaan UKM khususnya, sehingga instansi-instansi yang berkepentingan memiliki kerangka cara pandang yang sama dalam menanganani masalah-masalah yang dihadapi oleh UKM.

2. Pendekatan klaster industri menjadi kunci pengembangan unggulan daerah, dimana UKM yang kompetitif menjadi tulang punggung system perekonomian daerah yang sekaligus juga menjadi pilar ekonomi nasional karena memungkinkan strategi, kebijakan dsn program upaya partisipasi yang memiliki kememadaian cakupan dan daya dongkrak tinggi bagi peningkatan produktivitas, kesetaraan posisi tawar, kemampuan inovasi UKM dan peran UKM dalam system perekonomian, memberikan platform sistemik dan sistematik serta focus yang terpadu bagi pengembangan unggulan daerah, lebih memungkinkan strategi dan kebijakan yang sinergis untuk mengembangkan kondisi sistemik yang mendukung bagi keterpaduan dan koherensi rantai nilai dan aliran rantai teknologi/inovasi, mendukung akselerasi pengembangan/penguatan jaringan dan kolaborasi para stake holders khususnya tingkat lokal memfasilitasi pragmatisasi alternatif pengembangan sejalan dengan karakteristik lokal dan dinamika perubahan global.

3. Walaupun sejumlah klaster di Indonesia telah berkembang pesat selama beberapa tahun belakangan ini, namun usaha pemerintah untuk mengembangkan klaster belu dianggaptelah berkembang pesat selama beberapa tahun belakangan ini, namun usaha pemerintah untuk mengembangkan klaster belu dianggap berhasil. Kegagalan tersebut disebabkan oleh sejumlah factor antara lain adalah pengembangan program pemerintah kurang mempertimbangkan adanya jaringan pemasaran yang dimiliki oleh klaster, baik jaringan potensial maupun yang telah ada,








6
kegagalan dalam memanfaatkan potensi klaster untuk mengembangkan organisasinya sendiri dan bentuk social capital lainnya yang dimiliki, dan pemerintah lokal tidak memiliki ruang gerak yang cukup untuk mendorong pengembangan klaster dan jaringan bisnis memerlukan suatu konsep yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing klaster atau jaringan bisnis (tailor made) dan mempertimbangkan kemampuan maupun potensi peluang pasar yang dimiliki oleh klaster tersebut.

 4. Kunci keberhasilan dalam upaya pengembangan klaster dan jaringan bisnis adalah partisipasi aktif dari semua stakeholders dalam membuat dan mengimplementasikan strategi pengembangan klaster.


















7

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. Auditing. Edisi ke – 5. Jakarta : Selemba Empat, 1998.






















8

0 Response to "KLASTER INDUSTRI DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI"

Post a Comment