BAB I
PENDAHULUAN
Ideologi adalah kumpulan ide atau
gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad
ke-18 untuk mendefinisikan "sains tentang ide". Ideologi dapat
dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu
(bandingkan Weltanschauung), secara umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari
hari) dan beberapa arah filosofis (lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide
yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan
untama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses
pemikiran normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya
sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat
konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik
mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir
yang eksplisit.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Ideologi
Ideologi berasal dari kata Yunani
idein yang berarti melihat,atau idea atau yang berarti raut
muka,perawakan,gagasan,buah pikiran,dan kata logia yang berarti ajaran.Dengan
demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau
science des ideas(Al.Marsudi,2001:57).
Puspowardoyo(1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya bumi seisinya serta menentukan asikap dasar untuk mengolahnya.Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya,seseorang menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan,ide,keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseoarang dalam berbagai bidang kehidupan,
Puspowardoyo(1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya bumi seisinya serta menentukan asikap dasar untuk mengolahnya.Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya,seseorang menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar,serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan,ide,keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseoarang dalam berbagai bidang kehidupan,
1. Pengertian Ideologi Menurut Para Ahli
Untuk lebih memahami tentang pengertian ideologi itu, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian ideologi menurut para ahli :
§ Traccy, “Ideologi adalah suatu sistem penilaian mengenai teori politik, sosial budaya dan ekonomi”.
§ Karl Mark, Ideologi adalah ajaran yang menjelaskan suatu keadaan, terutama struktur kekuasaan, sedemikian rupa sehingga orang menganggapnya sah, padahal jelas tidak sah.
Untuk lebih memahami tentang pengertian ideologi itu, berikut ini dikemukakan beberapa pengertian ideologi menurut para ahli :
§ Traccy, “Ideologi adalah suatu sistem penilaian mengenai teori politik, sosial budaya dan ekonomi”.
§ Karl Mark, Ideologi adalah ajaran yang menjelaskan suatu keadaan, terutama struktur kekuasaan, sedemikian rupa sehingga orang menganggapnya sah, padahal jelas tidak sah.
§ Ensiklopedia Polpuler Politik pembangunan Pancasila, ideologi
merupakan cabang filksafat yang mendasari ilmu-ilmu seperti sosiologi dan
politik.
§ Menurut Frans Magnis Suseno (1989. hal: 50-51). Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan berupa cita-cita sebuah kelompok yang mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat. Ideologi tertutup adalah musuh tradisi. Kalau kelompok itu berhasil merebut kekuasaan politik, ideologinya itu akan dipaksakan pada masyarakat. Pola dan irama kehidupan norma-norma kelakuan dan nilai-nilai masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi itu. Ideologi tertutup biasanya bersifat totaliter, jadi menyangkut seluruh bidang kehidupannya. “Dengan ideologi disini dimaksud segala macam ajaran tentang makna kehidupan, tentang nilai-nilai dasar dan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
§ Menurut Frans Magnis Suseno (1989. hal: 50-51). Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan berupa cita-cita sebuah kelompok yang mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbaharui masyarakat. Ideologi tertutup adalah musuh tradisi. Kalau kelompok itu berhasil merebut kekuasaan politik, ideologinya itu akan dipaksakan pada masyarakat. Pola dan irama kehidupan norma-norma kelakuan dan nilai-nilai masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi itu. Ideologi tertutup biasanya bersifat totaliter, jadi menyangkut seluruh bidang kehidupannya. “Dengan ideologi disini dimaksud segala macam ajaran tentang makna kehidupan, tentang nilai-nilai dasar dan tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.
§ Kenet R Hoover menyatakan bahwa ideologi merupakan bagian yang sangat
mendasar dari kehidupan politik. Menurut beliau :
Generally, an ideology consist of idea about how power in society ought to be organized. These ideas are derived from a view of the problems and possibilities inhernt in human nature in its individual and social aspects….ideology is a crucial part of political life. (2004. hal:4-5)
Dalam pandangan Apter, sebuah ideologi biasanya terdiri dari
pemikiran-pemikiran tentang bagaimana untuk mengatur kekuasaan yang ada didalam
masyarakat. Beliau lebih memandang identitas dan karakteristik dari kondisi
manusia, sekalipun hal ini merupakan suatu penyangkalan bahwa semua orang
berbagi sifat yang biasa. Karakterisasi kehidupan tersebut menggunakan gambaran
tentang hubungan kekuasaan antara individu dan masyarakat. Namun Frans Magnis
Suseno lebih memandang secara filsafat, dalam pandangannya meskipun ideologi
tidak lepas dari masyarakat, namun harus dibedakan daripadanya karena juga
bekerja dalam bentuk abstrak, sebagai keyakinan atau kepercayaan seseorang yang
dipegangnya dengan teguh, kekuatan ideologi terletak dalam pegangannya terhadap
hati dan akal kita. Merangkul ideologi berarti meyakini apa saja yang termuat
di dalamnya dan kesediaan untuk melaksanakannya.ideologi memuat agar orang
mengesampingkan penilainnya sendiri dan bertindak sesuai dengan ajarannya. Di
sini dimaksudkan bukan hanya ideologi dalam arti keras dan tertutup, melainkan
setiap ajaran dan kepercayaan yang memenuhi definisi di atas. Agama pun dapat
dikelompkkan di sini.”
Kenneth R. Hoover (1994) lebih melihat bahwa tentang spektrum ideologis
itu, sisi yang terletak disebelah kiri dihubungkan dengan keyakinan bahwa
persamaan antara orang-orang lebih penting daripada perbedaannya. Dan sisi yang
terletak disebelah kanan dihubungkan dengan keyakinan bahwa perbedaan lebih
penting daripada persamaan. Kemudian mengenai kajiannya secara sistemik,
elemen-elemen dari setiap ideologi digambarkan diantara warga negara dan
masyarakat. Ideologi merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan
politis. Masyarakat modern membangun struktur otoritas yang sangat besar pada
konsep kekuasaan yang berasal dari ideologi. Dalam cakupan sistem, ideologi
mencakup pemikiran-pemikiran dari ilmu ekonomi, sosiologi, politik dan filosofi
yang menyediakan tema-tema intelektual yang bergabung dari suatu kultur. Kita
tidak bisa menentukan secara meyakinkan mengenai apakah pemikiran-pemikiran ini
memang benar-benar menentukan tindakan kita, tetapi tidak ada keraguan bahwa
setiap tindakan itu selalu terhubung dengan pemikiran.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, pokok persoalan
ideologi-ideologi dapat ditemukan dalam koridor pertanyaan simpel menyangkut
kebebasan dan otoritas (freedom and authority). Karena pada dasarnya manusia
memiliki hak kebebasan yang menyatu dengan kewajibannya, apa yang menapikan
kebebasannya itulah batasan kebebasan apa yang dilakukannya. Beberapa ideologi
diorientasikan untuk kekuasaan negara. Namun, berkaitan dengan perilaku
politik, ideologi berjalan secara bebas pada pertimbangan atas golongan,
kepentingan pribadi dan dinamika politik-birokrasi. Kemudian dalam kaitannya
dengan suatu keputusan, ideologi dapat memaksa pandangan dan kehendak banyak
orang kepada pokok persoalan tertentu, dan ideologi juga mampu mempengaruhi
keputusan-keputusan dalam pemungutan suara. Dengan demikian secara lebih luas
ideologi tidak hanya mampu merasuk dalam pemikiran orang banyak, tetapi meresap
terhadap aspek jiwanya yang akan tampak dalam tidakan dalam kesehariannya.
2.
Cirri – Ciri Ideologi
Ideologi berasal dari kata ideas dan logos.
Ideas berarti gagasan,konsep, sedangkan logos berarti
ilmu. Pengertian ideologi secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan,
keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan keagamaan.
Ciri-ciri
ideologi adalah sebagai berikut:
- Mempunyai derajat yang tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
- Oleh karena itu, mewujudkan suatu asas kerohanian, pandanagn dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
3. Fungsi
Ideologi
Setelah mengetahui pengertian
ideologi, kita juga harus mengetahui fungsi dari ideologi tersebut. Soerjanto
Poespowardojo mengemukakan fungsi ideologi sebagai berikut:
1. Struktur kognitif, yakni keseluruhan
pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami kejadian dalam keadaan
alam sekitarnya.
2. Orientasi dasar, dengan membuka
wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan
masyarakat.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan
pegangan bagi seseorang.
4. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk
menentukan identitasnya.
5. Kemampuan yang mampu menyemangati
dan mendorong seseorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
6. Pendidikan bagi seseorang atau
masyarakat untuk memahami, menghayati, serta mempolakan tingkah lakunya sesuai
dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya.
Kesimpulan yang bisa ditarik adalah sekalipun pengertian
ideologi bervariasi, tetapi jika dicermati sesungguhnya terkandung inti-inti
kesamaan. Kesamaan-kesamaannya, yakni ideologi adalah prinsip, dasar, arah, dan
tujuan dalam kehidupan. Selain mengetahui pengertian ideologi, kita juga harus
mengetahui fungsi ideologi. Ideologi berfungsi mendasari kehidupan masyarakat
sehingga mampu menjadi landasan, pedoman, dan bekal serta jalan bagi suatu
kelompok, masyarakat, bangsa, dan negara.
4. Peranan Ideologi
Peran ideologi tentunya memiliki signifikansi dengan ideolog yang
mencipta ideologi itu. Dalam kaitan ini paling tidak ideolog sebagai orang
berjasa dalam menyalurkan gagasan untuk masyarakat, bangsa dan negara tertentu.
Ideolog adalah orang yang mampu untuk melihat keadaan kemarin, sekarang dan
masa depan dengan jangkauan pemikirannya. Sebagaimana dikatakan David E. Apter
bahwa ideolog “merupakan orang yang membuat intelektual dan moral melompat
ke depan, melalui pengetahuannya yang superior, pandangannya harus berlaku”.
(1987. hal:327-328).
Ideologi mempunyai peranan urgen untuk kemajuan bangsa, karena melalui eksistensi ideologi, maka suatu bangsa akan memiliki motivasi tinggi dalam hidup dan kehidupannya, sehingga mampu mewujudkan cita-cita dan tujuannya. Apabila bangsa itu tidak mempunyai ideologi, maka bangsa tersebut dikatakan tidak memiliki tujuan yang jelas atau meskipun bangsa itu mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mau mencapainya. Secara ideal maka ideologi itu harus dinamis, terbuka dan tidak kaku (rigid) atau membelenggu hidup dan kehidupan masyarakat apalagi hanya dijadikan sebagai alat kekuasaan para penguasa.
Secara historis masyarakat dan bangsa tentunya tidak lepas dari dinamika sosial dan politik yang terjadi. Keinginan dan tujuan manusia yang selalu menuju yang ideal tentu sangat memerlukan perekat ideologi. Sehingga Parker dan Jrlinmek (R.E Gross dan Thomas L. Dynneson: 191: 1999) ‘Think globally while acting locally’ . Pendapat tersebut mengisyaratkan agar di zaman globalisasi yang merupakan buah dari akal budi manusia ini kita harus mampu untuk berpikir global dan bertindak secara lokal atau spesifik. Urgensi ideologi dalam hal ini tentunya akan senantiasa diuji dalam dirinya serta realisasinya. Secara umum peran ideologi dalam politik dapat dijelasakan dalam batasan-batasan berikut:
1)
Sebagai visi yang hendak dicapai
oleh bangsa
2)
Nilai fundamental yang dapat
mengatur dan mengarahkan masyarakat dalam mencapai tujuan ideal bangsa.
3)
Mampu
menjadikan perekat yang memperkuat persatuan dan kesatuan masyarakat bangsa.
Pada masa modernisasi memang persoalan kegoncangan ideologi merupakan
masalah umum. Secara khusus hancurnya tradisi kewajiban sudah terjadi sangat
general di berbagai komunitas. Kondisi demikian sebagaimana peralihan atau
tahapan yang dikemuakakan Alvin Topler mulai dari masyarakat tradisional,
industri dan era teknologi informasi. Pengelompokkan korporasi di masyarakat
yang sedang menjadi industri menjadi unit kontinuitas, dengan peran individu
yang diturunkan dari padanya. Peran-peran bersifat birokratik, diatur oleh
perusahaan tertentu dan memperoleh kewajian-kewajiban dari sekelompok aturan
perusahaan tersebut.
Apabila
ikatan-ikatan pribadi diperlemah dan kewajibannya itu sendiri tidak, maka akan
menjadi semakin kontraaktual, teratur dan kuat. Peran-peran tersebut dikatakan
sebagai karir atau profesionalisasi. Dalam pandangan Kenneth R. Hoover (1994.
Hal 336), :
“Para pemegang peran inilah yang menjadi anggota kemampanan dalam periode modern, dengan seluruh pernik-pernik profesionalismen: kode etik; sekelompok klub atau asosiasi yang mewujudkan kode dan standar tingkah laku; dan kekuasaan untuk mempengaruhi kondisi-kondisi penerapan. Peran karir mempunyai kekuasaan, tetapi jarang peran kekuasaan perse. Pada sisi positifnya, profesionalisme menghasilkan kerendahan hati dan disiplin pada rakyat yang menyebabkanya dicap”manusia organisasi” dengan semua implikasi negatif dan positif dari ungkapan tersebut. “Peran-peran karir birokratik dan peran-peran profesional tipikal masyarakat industri”.
“Para pemegang peran inilah yang menjadi anggota kemampanan dalam periode modern, dengan seluruh pernik-pernik profesionalismen: kode etik; sekelompok klub atau asosiasi yang mewujudkan kode dan standar tingkah laku; dan kekuasaan untuk mempengaruhi kondisi-kondisi penerapan. Peran karir mempunyai kekuasaan, tetapi jarang peran kekuasaan perse. Pada sisi positifnya, profesionalisme menghasilkan kerendahan hati dan disiplin pada rakyat yang menyebabkanya dicap”manusia organisasi” dengan semua implikasi negatif dan positif dari ungkapan tersebut. “Peran-peran karir birokratik dan peran-peran profesional tipikal masyarakat industri”.
Apabila
jaringan kewajiban pembentuk masyarakat terpecah di dalam satu periode
perubahan, aspek pemeliharaan dari eksistensi manusia perasaan atau keyakinan
(trust) menerima warisan dari masa lampau harus secara hati-hati diantisipasi
dan dijaga. Karena apabila warisan tersebut hilang, akan berakibat pada suatu
keasyikkan yang mendalam dengan diri dan penonjolan diri dan sama sekali
membunuh proyeksi manusia dalam menciptakan dan mencapai tatanan peradabannya.
5. Unsur-Unsur
Ideologi
Terlepas dari berbagai ragam definisi ideologi, menurut
Koento Wibisono (1989) apabila diteliti dengan cermat ada kesamaan unsur
ideologi yaitu : keyakinan, mitos dan loyalitas. Keyakinan, dalam arti bahwa
dalam setiap ideologi selalu memuat gagasan-gagasan vital, konsep-konsep dasariah
yang menggambarkan seperangkat keyakinan yang diorientasikan kepada tingkah
laku atau perbuatan manusia sebagai subyek pendukungnya untuk mencapai suatu
tujuan yang di cita-citakan. Mitos, dalam arti bahwa setiap ideologi selalu
memitoskan sesuatu ajaran, dan secara optimistik-deterministik mengajarkan,
bagaimana suatu ideologi pasti akan dapat dicapai. Loyalitas, dalam arti bahwa
dalam setiap ideologi selalu menuntut adanya loyalitas serta keterlibatan
optimal kepada para pendukungnya.
6. Ideologi
Sebagai Sistem
Ideologi
dapat dirumuskan sebagai suatu sistem berpikir yang digunakan oleh suatu
masyarakat untuk menginterpresikan (mengartikan) hidup dan kehidupannya.
Dapat juga dikatakn sebagai identitas
suatu masyarakat atau bangsa, yang sering
disebut dengan istilah “kepribadian bangsa”. mengingat ideologi merupakan suatu
sistem berpikir dalam semua aspek kehidupan, maka ia dapat diterapkan kedalam
sistem politik, ekonomi, dan sosial budaya. Mula-mula digali dari
kenyataan-kenyataan yang ada (induktif), kemudian dirumuskan dalam suatu
sistem, dan akhirnya diterapkan kembali dalam segala aspek kehidupan (deduktif)
Ideologi biasanya adalah sistem yang
tertutup (eleduktif-induktif). Apabila suatu masyarakat menganut sistem
ideologi tertentu, itu berarti masyarakat tersebut menggunakan sistem deduktif;
yaitu seluruh kehidupan masyarakat baik politik, ekonomi, maupun kehidupan
sosial budaya sehari-sehari bersumber dari nilai-nilai tertentu yang dianut
oleh ideologinya. Contohnya ialah sosialisme- marxisme, liberalisme, dan agama
tertentu.
Ideologi dapat juga mengandung
pengertian bahwa dia harus menegara, yaitu nilai-nilai yang dikandungnya diatur
melalui Negara. Jadi, sesungguhnya negaralah yang mempunyai peran penting
didalam sistem ideologi guna mengatur warga Negaranya dan mencapai cita-cita
dan tujuannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ideologi merupakan cerminan cara
berfikir orang atau masyarakat yang sekaligus membentuk orang atau masyarakat
itu menuju cita-cita yang mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang
dihayati dan diresapi menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan
yang jelas membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin mendalam
kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula komitmennya untuk
melaksanakannya.
Komitmen itu tercermin dalam sikap
seseorang yang meyakini ideologinya sebagai ketentuan yang mengikat, yang harus
ditaati dalam kehidupannya, baik dalam kehidupan pribadi ataupun masyarakat.
Ideologi berintikan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam
yang dimiliki dan dipegang oleh seseorang atau suatu masyarakat sebagai wawasan
atau pandangan hidup mereka. Melalui rangkaian nilai itu mereka mengetahui
bagaimana cara yang paling baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap
benar dan adil, dalam bersikap dan bertingkah laku untuk memelihara,
mempertahankan, membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya.
Pengertian yang demikian itu juga dapat dikembangkan untuk masyarakat yang
lebih luas, yaitu masyarakat bangsa.
0 Response to "IDEOLOGI"
Post a Comment