A. Penggolongan Air
Berdasarkan pasal 7, penggolongan air menurut peruntukannya
dapat dibedakan menjadi :
1. Air golongan A :air pada sumber air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
1. Air golongan A :air pada sumber air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Air golongan B : air yang dapat digunakan sebagai air
baku untuk diolah menjadi air minum dan keperluan rumah tanga lainnya.
3. Air golongan C : air yang dapat dipergunakan untuk
keperluan perikanan-perikanan dan petrnakan.
4. Air golongan D : air yang dapat dipergunakan untuk
keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha diperkotaan,industry dan
lstrik tenaga air.
Pengolongan air yang diatas masih termasuk dalam bagian air badan air atau air permukaaan,dimana pada air badan air ini memiliki batas syarat yang disesuiakn dengan peruntukannya.
Selain bahan-bahan beracun,adanhya pencemaran zat organic diketahui antara lain dengan memeriksa kadar ooksigen terlarut (dissolved oxygen=DO),kebutuhan biologic akan oksigen (bologycal oxygen demand = BOD),kebutuhan kimiawi akan oksigen (chemical oxygen demand=COD).
Air badan air mempunyai daya pemurnian alami (self ppurification).Bila kemasukan bahan pencemar akan diuraikan secara biologic oleh mikroorganisme yang ada di dalam air dengan kebutuhan oksigen terlarut menjadi hasil uraian yang stabil.Dari zat organic diuraikan menjadi senyawa nitrat sulfat,karbonat,fosfat dan sebagainya oleh bakteri aerob.Akan tetapi bila bahan pencemar organiknya terlalu tinggi,oksigen terlarut yang ada akan makin berkurang sampai menjadi nol.Akibatnya yang bekerja adalah bakteri anaerob,dengan hasil akhir nitrit,amonia,asam sulfide dan sebagainya yang manimbulkan bau,dalam hal ini terjadi pembusukan.
BOD adalah banyaknya oksigen yang diperlukan untuk menguraikan zat organic dalam air secara biologic,sampai menjadi senyawa yang stabil.Makin tinggi kadar zat organic dalam air,makin tinggi angka BOD nya.begitu pula kadar DO dapat dipakai sebagai petunjuk adanya pencemaran organic.Sedangkan angka COD menunjukan banyaknya oksidator kuat yang diperluakan untuk mengoksidir zat organic dalam air,dihitung sebagai oksigen.
Dalam melakukan pengolangan air kita harus mangetahui bagaimana melakukan analisa kimia air seyogyanya dikerjakan dengan tepat dan teliti ,agar diperoeh hasil yang benar.tepat (accurate) artinya didapat hasil yang dianggap mendekati hasil atau keadaan yang sebenarnya .Teliti(precise)artinya sedikit sekali selisih antara hasil beberapa penetapan dengan cara dan jumlah yang sama.
Untuk mendapat hasil analisa yang tepat dan teliti, beberapa kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil analisa harus dicegah.
Kesalaha-kesalahan itu antara lain :
1. Kesalahan cara bekerja dan perorangan
Hal ini disebabkan pemeriksa tidak mengikuti teknik analisa
yang benar.misalnya kehlangan bahan yang diperiksa secara mekanik pada langkah
suatu analisa,endapan yang kurang atau terlalu banyak dicuci, pemijaran endapan
pada suhu yang salah, krus yang belum dingin sudah ditimbang, membiarkan zat
tang hidroskopik menyerap air selama pemincangan dan lain-lain.
Kesalahan perorangan timbul bila pemeriksa tidak bekerjadengan teliti dan hati-hati.
Kesalahan perorangan timbul bila pemeriksa tidak bekerjadengan teliti dan hati-hati.
2. Kesalahan alat dan reagensia
Timbul karena kesalahan konstruksi timbangan, pemakaian alat
penimbang atau pengukur volume yang tidak ditera,penggunaan reagensia yang
mengandung kotoran.
3. Kesalah metoda
Dapat berasal dari penimbangan sampel yang tidak banar, atau
reaksi kimia yang tidak sempurna.pada grafimetri karena kelarutan endapan,
ko-presipitasi, post-presipitasi, dekomposisi, atau penguapan zat yang akan
ditimbang pada volumetric karena reaksi dari bahan pengganggu,perbedaan antara
titik akhir pemeriksaan dengan titik akhir suatu reaksi stoichiometri.
B. Standar Kualitas Air
Bagaimana cara mengetahui kondisi kualitas air?
Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan pengujian
tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang biasa dilakukan adalah uji
kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau dan warna). Sayangnya, cara-cara
pengujian tersebut memerlukan biaya yang cukup mahal, disamping prosedur
pengujian yang tidak mudah. Ada cara praktis yang bisa dilakukan oleh setiap
orang untuk menilai kualitas air, yaitu dengan melihat hewan air
(makroinvertebrata) yang spesifik hidup pada air berkualitas baik.
Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air diselenggarakan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem. Keterpaduan yang dimaksud adalah dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi.
Pengelolaan kualitas air dilakukan untuk menjamin kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya agar tetap dalam kondisi alamiahnya. Pengendalian pencemaran air dilakukan untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air melalui upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air.
Upaya pengelolaan kualitas air dilakukan pada :
1. Sumber air yang terdapat di dalam hutan lindung;
2. Mata air yang terdapat di luar hutan lindung; dan
3. Akuifer air tanah dalam.
Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air
sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk
menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Penentuan standar kualitas air minum maupun air limbah berdasarkan pertimbangan bahwa :
Bahan-bahan beracun yang apabila kadarnya dalam air minum melebihi batas akan membahayakan kesehatan, misalnya timbal, selenium, arsen, kromium, sianida, cadmium, air raksa.
Bahan-bahan kimia kimia spesifik yang dapat mempengaruhi kesehatan apaila kadarnya dalam air melebihi batas akan merugikan kesehatan misalnya,flourida, dan nitrat.
Flourida yang kadarnya melebihi batas akan berpengaruh kurang baik terhadap gigi.
Nitrat yang kadarya melebihi batas menimbulkan keracunan darah pada bayi yang disebut “blue babies”
Penentuan standar kualitas air minum maupun air limbah berdasarkan pertimbangan bahwa :
Bahan-bahan beracun yang apabila kadarnya dalam air minum melebihi batas akan membahayakan kesehatan, misalnya timbal, selenium, arsen, kromium, sianida, cadmium, air raksa.
Bahan-bahan kimia kimia spesifik yang dapat mempengaruhi kesehatan apaila kadarnya dalam air melebihi batas akan merugikan kesehatan misalnya,flourida, dan nitrat.
Flourida yang kadarnya melebihi batas akan berpengaruh kurang baik terhadap gigi.
Nitrat yang kadarya melebihi batas menimbulkan keracunan darah pada bayi yang disebut “blue babies”
Bahan kimia atau sifat fisik yang mempengaruhi air minum yaitu mangan, tembaga,seng,kalsium fenol.
Bahan kimia yang merupakan pejunjuk adanya pencemaran yaitu zat organic jumlah, kebutuhan biologic akan oksigen,kebutuhan kimiawi akan oksigen,nitrogen jummlah,nitrit,fosfat.
Pengawasan kualitas air bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air. Kegiatan pengawasan kualitas air mencakup :
a. Pengamatana lapangan dan pengambilan contoh air termasuk pada proses produksi dan distribusi.
b. Pemeriksaan contoh air.
c. Analisis hasil pemeriksaan.
d. Perumusan saran dan cara pemecahan masalah yang timbul
dalam hasil kegiatan a,b, dan c
e. Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan/perbaikan termasuk kegiatan penyuluhan.
e. Kegiatan tindak lanjut berupa pemantauan upaya penanggulangan/perbaikan termasuk kegiatan penyuluhan.
Berdasarkan standar peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih terdiri dari:
Persyaratan Fisik
Kualitas fisik yang dipertahankan atau dicapai bukan hanya
semata-mata dengan pertimbangan dari segi kesehatan saja akan tetapi juga
menyangkut keamanan dan dapat diterima oleh masyarakat pengguna air dan mungkin
pula menyangkut segi estetika.
Persyaratan Kimiawi
Kandungan unsur kimia di dalam air harus mempunyai kadar dan tingkat konsentrasi tertentu yang tidak membahayakan kesehatan manusia atau mahluk hidup lainnya, pertumbuhan tanaman, atau tidak membahayakan kesehatan pada penggunaannya dalam industri serta tidak minumbulkan kerusakan-kerusakan pada instalasi sistem penyediaan air minumnya sendiri. Beberapa unsur tertentu, sebaliknya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk penciptaan suatu kondisi air minum yang dapat mencegah suatu penyakit atau kondisi kualitas yang menguntungkan.
Dalam hubungannya dengan masalah kualitas kimiawi tersebut di atas pada dasarnya unsur-unsur kimiawi dapat dibedakan atas 4 golongan:
Unsur-unsur yang bersifat racun.
Unsur-unsur tertentu yang dapat mengganggu kesehatan.
Unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan pada sistem atau
penggunaannya untuk keperluan atau aktivitas manusia.
Unsur-unsur yang merupakan indikator pengotoran.
Persyaratan Bakteriologi
Dalam persyaratan ini ditentukan batasan tentang jumlah bakteri pada umumnya dan khususnya bakteri penyebab penyakit (ekoli).
Kualitas air yang baik adalah :
a. Secara fisik
1) Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Rasa
dapat ditimbulkan karena adanya zat organik atau bakteri / unsur lain yang
masuk ke badan air.
2) Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau, karena
bau ini dapat
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta
kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan,
terutama sistem sanitasi.
ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta
kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan,
terutama sistem sanitasi.
3)Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung (Chay, 1995: 54 ).
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung (Chay, 1995: 54 ).
4)Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan – bahan organik dan
anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna buangan yang
memasuki badan air.
5) TDS atau jumlah zat padat terlarut (total dissolved solids)
Bahan pada adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada
penguapan dan pengeringan pada suhu 1030 – 105oC, dalam portable water
kebanyakan bahan bakar terdapat dalam bentuk terlarut yang terdiri dari garam
anorganik selain itu juga gas-gas yang terlarut. Kandungan total solids pada
portable water biasanya berkisar antara 20 sampai dengan 1000 mg/l dan sebagai
satu pedoman kekerasan dari air akan meningkatnya total solids, disamping itu
pada semua bahan cair jumlah koloit yang tidak terlarut dan bahan yang
tersuspensi akan meningkat sesuai derajat dari pencemaran (Sutrisno, 1991 :
33). Zat pada selalu terdapat dalam air dan kalau terlalu banyak tidak baik
untuk air minum, banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air minum adalah
kurang dari 500 mg/l. pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada
penyimpangan kualitas air minum dalam hal total solids ini yaitu bahwa air akan
meberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual.
b. Secara kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung
zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air
pada umumnya Cdisebabkan gas Oksida yang larut dalam air terutama
karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan
standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar
dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi
racun yang sangat mengganggUkesehatan.
2)Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan
nonkarbonat (permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat,
Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3)Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0 mg/l
4)Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organic
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa
unsur hara makanan maupun sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup
di perairan (Chay, 1995:541)
6)Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah
dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari
pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok
Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam usus cenderung untuk berubah
menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan hemoglobine dalam daerah
membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang perjalanan oksigen didalam
tubuh.
8)Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15
mg/l.
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
c. Secara Biologis
penyimpangan terhadap standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
c. Secara Biologis
1) Colli
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit
(patogen) sama sekali tidak boleh mengandung bakteri coli melebihi batas–batas
yang telah ditentukan yaitu 1 coli/100 ml air (Sutrisno, 1991 : 23).
2) COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi
bahan-bahan organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan
COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001
mengenai baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12
mg/l. apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut
buruk.
3) BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme
hidup untuk
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l
memecah bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l
Pengendalian Kualitas Air
Upaya untuk mempertahankan kualitas air, dilakukan penggantian air 10% – 20% per hari. dengan kriteria parameter kualitas air sebagai berikut:
a) Parameter fisika
1) Suhu : 28 ºC – 32 ºC.
2) pH : 7,5 – 8,5.
3) Salinitas : 10 ppt – 35 ppt .
4) Kedalaman air : 100 cm – 120 cm (semi intensif) dan >120 cm (intensif).
5) Kecerahan : 35 cm – 40 cm.
b) Parameter kimia
1) Oksigen terlarut : > 3,5 ppm.
2) Amonia : < 0,01 ppm.
3) Nitrit : < 1 ppm.
4) Nitrat : < 10 ppm.
5) BOD : < 3 ppm.
6) Clorine : < 0,8 ppm.
7) Bahan organik : < 50 ppm.
c) Parameter biologis
Kepadatan plankton : 104 sel/ml – 109 sel/ml.
Tata cara pengukuran
1. Parameter fisika
a) Suhu
Pengukuran suhu air dilakukan dengan menggunakan termometer, yang dinyatakan dalam satuan oC.
b) pH
Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter atau kertas lakmus.
c) Salinitas
Pengukuran salinitas air dilakukan dengan menggunakan salinometer/refraktometer, yang dinyatakan dalam satuan ppt.
d) Kedalaman
Pengukuran kedalaman air dilakukan dengan menggunakan papan skala, yang
dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm).
e) Kecerahan
Pengukuran kecerahan air dilakukan dengan menggunakan piringan berwarna hitam putih (secchi disk), yang dinyatakan dalam satuan sentimeter (cm).
2. Parameter kimia
Pengukuran kualitas air seperti oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat dan bahan organiksesuai dengan APHA (American Public Health Association) dan AWWA (American WaterWorks Association).
3.Parameter biologi
Cara pengukuran plankton adalah dengan menghitung jumlah plankton dalam haemocytometer dengan menggunakan mikroskop, yang dinyatakan dalam satuan sel permililiter (sel/ml). Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan suatu kondisi lingkungan seperti semula selain dengan teknik Bioremediation. Salah satunya adalah dengan “Artificial Wetland”, yaitu suatu teknik dalam pengembalian suatu kualitas lingkungan dengan suatu metode pemanfaatan lahan basah untuk mengembalikan kondisi lingkungan, dimana lingkungan yang telah mengalami penurunan kualitas dengan suatu treatment dialirkan pada suatu instalasi pengolahan lingkungan. Biasanya digunakan untuk mengembalikan kualitas air tambak, dimana air yang telah digunakan dialirkan pada suatu tangki pengendapan untuk mengendapkan zat padat yang selanjutnya masuk pada tangki yang berisikan aerator untuk membunuh bakteri yang bersifat anaerob dan selanjutnya masuk kedalam wetland yang terdapat tumbuhan yang berperan dalam menjernihkan air tambak dan menambah kandungan oksigen dalam air selanjutnya air dapat digunakan kembali untuk tambak. Akan tetapi Secara ekonomis Bioremediation dengan organism lebih kompetitif dari pada teknik yang lain.
Kriteria Kualitas Air Yang Dapat Digunakan Sebagai Air Minum
PARAMETER SATUAN MAKSIMUM YANG
DIANJURKAN MAKSIMUM YANG DIBOLEHKAN KETERANGAN
Fisika
Temperatur oC Temperatur air alam Temperatur air alam
Warna mg Pt-Co/1 5 50
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Rasa Tidak berasa Tidak berasa
Kekeruhan mg S1O2/1 5 25
Residu terlarut mg/1 500 1500
Daya hantar listrik micromholan 400 1250
Kimia
pH 6,5 – 8,5 6,5 – 8,5 nilai antara (range)
Kalsium (Ca) mg/1 75 200
Magnesium (Mg) mg/1 30 150
Kesadahan mg/1 350 - minimum 10
Barium (Ba) mg/1 Nihil 0,05
Besi (Fe) mg/1 0,1 1
Mangan (Mn) mg/1 0,05 0,5
Tembaga (Cu) mg/1 Nihil 1
Seng (Zn) mg/1 1 15
Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/1 Nihil 0,05
Kadmium (Cd) mg/1 Nihil 0,01
Raksa Total (Hg) mg/1 0,0005 0,001
Timbal (pb) mg/1 0,05 0,1
Arsen (As) mg/1 Nihil 0,05
Salenium (Se) mg/1 Nihil 0,01
Sianida (CN) mg/1 Nihil 0,05
Sulfida (S) mg/1 Nihil Nihil
Florida (F) mg/1 - 1,5 minimum 0,5
Klorida (C1) mg/1 200 600
Sulfat (SO4) mg/1 200 400
Fosfor ( P ) mg/1 0,3 2
Amoniak (NH3-N) mg/1 Nihil Nihil
Nitrat ( NO3-N) mg/1 5 10
Nitrit ( NO2-N) mg/1 Nihil Nihil
Nilai Permanganat mg KMn04/1 Nihil 10
Senyawa Aktif biru metilen mg/1 Nihil 0,5
Fenol mg/1 0,001 0,002
Miyak dan Lemak mg/1 Nihil Nihil
Karbon Kloroform Ekstrak mg/l 0,04 0,5
PBC mg/1 Nihil Nihil
Bakteriologi
Coliform total MPN/100 ml Nihil Nihil
Coliform total MPN/100 ml 5 Nihil
Coli total MPN/100 ml Nihil Nihil
Kuman patogenik/parasitic Nihil Nihil Nihil
Radicaktifitas
Aktivitas beta total pCi/1 _ 100
Strontium – 90 pCi/1 - 2
Radium – 226 pCi/1 - 1
Pestisida mg/1 Nihil Nihil
KRITERIA KUALITAS AIR YANG BAIK UNTUK PERIKANAN DAN PETERNAKAN
PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM KETERANGAN
Fisika
Temperatur oC Temperatur air alam + 4oC
Residu terlarut mg/1 2000
Kimia
pH 6 – 9
Tembaga (Cu) mg/1 0,02
Seng (Zn) mg/1 0,02
Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/1 0,05
Kadmium (Cd) mg/1 0,01
Raksa Total (Hg) mg/1 0,002
Timbal (pb) mg/1 0,03
Arsen (As) mg/1 1
Salenium (Se) mg/1 0,005
Sianida (CN) mg/1 0,02
Sulfida (S) mg/1 0,002
Fluorida ( F ) mg/1 1,5
Amoniak bebas (NH3-N) mg/1 0,016
Nitrit (NO2-N) mg/1 0,06
Klor aktif (Cl2) mg/1 0,03
Oksigen Terlarut (DO) mg/1 - Disyaratkan lebih besar dari 3. Diperbolehkan sama dengan 3, maksimum 8 jam dalam 1 hari
Senyawa aktif biru metilen mg/l 0,2
Fenol mg/l 0,001
Minyak & Lemak mg/l 1
Radioaktifitas
Aktifitas beta total pCi/l 1000 Aktifitas tanpa adanya Sr-90 dan Ra-226
Strontium – 90 pCi/l 10
Radium – 226 pCi/l 3
Pestisida
DDT mg/l 0,002
Endrine mg/l 0,004
BHC mg/l 0,21
Methyl Parathion mg/l 0,10
Malathion mg/l 0,16
KRETERIA KUALITAS AIR YANG BAIK UNTUK PERTANIAN,
INDUSTRI LISTRIK TENAGA AIR DAN LINTAS AIR
PARAMETER SATUAN KADAR MAKSIMUM KETERANGAN
Fisika
Temperatur oC Temperatur normal Sesuai dengan kondisi setempat
Residu terlarut mg/1 1000 – 2000
Daya hantar listrik micro mho/cm (25C) 1750 – 2250 1750 untuk tanaman peka
Kimia
pH 5 – 9
Mangan (Mn) mg/l 2
Tembaga (Cu) mg/1 0,02
Seng (Zn) mg/1 5
Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/1 5
Kadmium (Cd) mg/1 0,01
Raksa Total (Hg) mg/1 0,005
Timbal (pb) mg/1 5
Arsen (As) mg/1 1
Salenium (Se) mg/1 0,05
Nikel ( Ni ) mg/1 0,5
Kobalt (Co) mg/1 0,2
Bor (B) mg/1 1
g Na (g garam alkali) mg/1 60
Sodium Absorption Ratio (SAR) 10 – 18 Maksimum 10 untuk tanaman peka, Maximum 18 untuk yang kurang peka
Residual Sodium Carbonat (RSC) 1,25 – 2,5 Maksimum 1,25 untuk tanaman peka, Maksimum 2,5 untuk yang kurang peka
Radioaktifitas
Aktifitas beta total pCi/l 1000 Aktifitas tanpa adanya Sr-90 dan Ra-226
Strontium – 90 pCi/l 10
Radium – 226 pCi/l 3
KRITERIA STANDARD KUALITAS AIR LIMBAH
PARAMETER SATUAN I II III IV
MUTU AIR BAIK SEDANG KURANG KURANG SEKALI
Fisika
Temperatur oC 45 45 45 45
Residu terlarut mg/1 1000 3000 3000 50.000
Residu terlarut mg/1 100 200 400 500
Kimia
pH 6 – 9 5 – 9 4,5 – 9,5 4,0 – 10
Besi (Fe) mg/1 5 7 9 10
Mangan (Mn) mg/1 0,5 1 3 5
Tembaga (Cu) mg/1 0,5 2 3 5
Seng (Zn) mg/1 5 7 10 15
Krom heksavalen (Cr(VI)) mg/1 0,1 1 3 5
Kadmium (Cd) mg/1 0,01 0,1 0,5 1
Raksa Total (Hg) mg/1 0,005 0,01 0,05 0,1
Timbal (pb) mg/1 0,1 0,5 1 5
Arsen (As) mg/1 0,05 0,3 0,7 1
Salenium (Se) mg/1 0,01 0,05 0,5 1
Sianida (CN) mg/1 0,02 0,05 0,5 1
Sulfida (S) mg/1 0,01 0,05 0,1 1
Fluorida (F) mg/1 1,5 2 3 5
Klor aktif (Cl2) mg/1 1 2 3 5
Klorida (Cl) mg/1 600 1000 1500 2000
Sulfat (SO4) mg/1 400 600 800 1000
N – Kjeldahl (N) mg/1 7 - - 80
Amoniak Bebas (NH3-N) mg/1 0,5 1 2 5
Nitrat ( NO3-N) mg/1 10 20 30 50
Nitrit ( NO2-N) mg/1 1 2 3 5
Kebutuhan Oksigen (BOD) mg/1 20 100 300 500
Biologi
Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD) mg/1 40 200 500 1000
PARAMTER SATUAN I II III IV
BERAT SEKALI BERAT SEDANG RINGAN
Senyawa aktif biru metilen mg/1 0,5 1 3 5
Fenol mg/1 0,002 0,05 0,5 1
Minyak nabati mg/1 10 30 70 100
mg/1 10 30 70 100
0 Response to "PENGGOLONGAN DAN KLASIFIKASI AIR"
Post a Comment