Muh Rosyid, S.Pd.,M.M.Pd
Dosen STIE Putra Bangsa Kebumen
Gerakan Perburuhan
Dalam beberapa
industri pertambangan, konstruksi, transportasi hampir tidak mungkin tidak
untuk mendapatkan satu pekerjaan tanpa bergabung dengan serikat pekerja (di AS
untuk pekerja swasta)
Mengapa Karyawan Berorganisasi ?
Banyak waktu
dan uang telah dihabiskan untuk mencoba menemukan mengapa pekerja membentuk
Serikat Kerja dan banyak teori telah diajukan. Tidak ada jawaban, karena
masing-masing karyawan mungkin punya alasan masing-masing
Apa Yang Diinginkan Serikat Pekerja ?
Jenis kemungkinan jaminan serikat pekerja :
- Toko Tertutup (hanya memperkerjakan anggota)
- Toko Serikat Pekerja (memperkerjakan juga di luar anggota)
- Toko Perwakilan (di luar anggota membayar iuran kepada serikat pekerja)
- Toko Terbuka (pekerja bebas tidak terikat)
- Mempertahankan susunan keanggotaan (selama masa kontrak harus tetap menjadi anggota)
Praktik Perburuhan Yang Tidak Adil :
- Campur tangan
- Mendominasi
- Diskriminasi
- Memecat
- Menolak tawar-menawar kolektif
Langkah dasar agar gerakan dan
pemilikan bisa diakui untuk mewakili karyawan
- Kontak Awal :
Serikat pekerja menentukan minimal
karyawan dalam pengorganisasian dan suatu komite pengorganisasian ditetapkan
Inisiatip pertama bisa dari karyawan
atau serikat pekerja yang sudah mewakili karyawan lain dari perusahaan
Konsultan Kerja berdampak pada
proses pemebntukan serikat pekerja baik dengan manajemenmaupun serikat pekerja
- Kartu Otorisasi :
Agar dapat mengajukan permohonan
untuk pemilihan serikat pekerja, serikat pekerja harus memperlihatkan bahwa
sekurang-kurangnya 30 % dari karyawan berminat untuk membentuk serikat pekerja.
Para karyawan menunjukkan minat ini dengan menandatangani kartu wewenang
- Pemeriksaan :
Jika majikan memilih tidak menentang
hak-hak serikat pekerja, lingkup tawar-menawar, karyawan yang memenuhi syarat
untuk memberikan suara dalam pemilihan, tidak dibutuhkan pemeriksaan dan semua
pihak dapat mendorong suatu pemilihan
- Kampanye :
Serikat pekerja menekankan akan
menghindari ketidak adilan, membereskan keluhan dan memperbaiki upah yang tidak
memuaskan
- Pemilihan :
Pemilihan berdasarkan surat yang
rahasia dengan menyediakan surat suara, tempat pemungutan suara, kotak suara
serta menghitung suara dan menjamin hasil pemilihan
Ada beberapa alasan penyebab majikan
dapat kalah :
- Tidak sadar akan akan perubahan
- Mengangkat sebuah Komite
- Berkonsentrasi pada Uang dan Tunjangan
- Kelemahan industri
- Mendelegasikan terlalu banyak pada Divisi atau Cabang
Pedoman bagi Majikan yang ingin tetap bebas dari Serikat Pekerja :
- Praktikkan hubungan preventif
- Kenalilah arti penting lokasi
- Upayakan pelacakan dini
- Jangan bersukarela
- Berhati-hatilah dengan kartu wewenang
- Sajikan kasus anda
- Tundalah pemilihan
- Manfaatkan waktu anda secara cermat
- Pertimbangkan pilihan anda
Proses Tawar-menawar Kolektif
Tawar-menawar kolektif :
Proses yang melalui perwakilan
manajemen dan serikat pekerja bertemu untuk merundingkan satu kesepakatan
tenaga kerja
Tawar-menawar yang jujur : Kedua
belah pihak berunding tentang proposal yang masuk sampai pada kesepakatan,
berarti bahwa salah satu pihak terpaksa menyetujui satu proposal
Butir-butir Tawar-menawar
1.
Sukarela :
Butir-butir dalam tawar-menawar
kolektif yang ilegal yang tidak dapat dipaksa keinginannya untuk merundingkan
butir-butir tersebut
2.
Ilegal :
Butir-butir dalam tawar menawar
kolektif yang dilarang oleh undang-undang, misalnya klausul yang sepakat
mempekerjakan anggota serikat pekerja secara eklusif akan menjadi tidak legal
dalam suatu negara bagian yang mempunyai hak untuk bekerja
3.
Wajib :
Butir-butir dalam tawar-menawar
kolektif yang harus ditawarkan satu pihak jika butir-butir itu disampaikan oleh
pihak lain.
Misalnya upah
Suatu pelanggaran atas tawar-menawar
secara jujur dapat mencakup hal sebagai berikut :
- Tawar-menawar yang dangkal
- Konsesi
- Proposal dan tuntutan
- Taktik yang terlambat
- Menentukan kondisi
- Perubahan unilateral dalam kondisi
- Menghindari perwakilan
- Komisi tidak adil
- Memberikan informasi
- Butir-butir tawar-menawar
Sumber Keluhan :
- Kemangkiran (majikan memecat karyawan karena lama mangkir)
- Insubordinasi (perlawanan terhadap majikan)
- Waktu lembur (karyawan protes kerugian waktu kerja)
- Aturan pabrik (karyawan mengeluh aturan sewenang-wenang)
- Senioritas (karyawan yunior ditugasi posisi karyawan senior)
Hal-hal
penting yang perlu dilakukan dalam menangani keluhan-keluhan :
- Menyelidiki dan menangani setiap kasus
- Berbicara dengan karyawan tentang keluhannya
- Mengidentifikasi dugaan pelanggaran
- Sesuaikan batas waktu kontrak
- Mengunjungi wilayah kerja keluan
- Memeriksa apakah ada saksi
- Menguji catatan personil pengeluh
- Menguji catatan pengeluh sebelumnya
- Memperlakukan perwakilan serikat pekerja
- Mempertahankan pembahasan keluhan
- Menginformasikan keluhan selengkapnya
Hal-hal penting yang tidak perlu
dilakukan dalam menangani keluhan-keluhan :
- Membahas kasus dengan pengurus serikat pekerja sendiri
- Mengatur dengan karyawan tentang kesepakatan tenaga kerja
- Menyembunyikan pemulihan jika perusahaan bersalah
- Menerima efek yang mengikat dari praktik masa lalu
- Melepaskan kepada serikat pekerja hak anda sebagai manajer
- Menyelesaikan keluhan secara tidak adil
- Merundingkan pekerjaan yang tidak masuk kontrak
- Tunduk pada keputusan arbitrasi (perwasitan)
- Memberi jawaban tertulis yang panjang-lebar
- Menukarkan penyelesaian dengan satu penarikan keluhan
- Menyangkal keluhan
- Menyepakati amandeman informal dalam kontrak
PEMBAHASAN
Gerakan
Perburuhan
Dewasa ini lebih dari 16
juta karyawan A.S. termasuk anggota serikat pekerja suatu jumlah yang mencapai
sekitar l6% dari jumlah total pria dan wanita yang bekerja di A.S. dewasa ini.
Dalam beberapa industri pertambangan, konstruksi, tansportasi hampir tidak
mungkin untuk mendapatkan satu pekerjaan tanpa bergabung dalam satu serikat
pekerja. Dan serikat-serikat pekerja itu tidak hanya menarik bagi para karyawan
kerah-biru sektor swasta. Semakin lama sermakin banyak karyawan kerah-putih dan
pegawai negeri yang berpaling ke serikat pekerja juga.
Mengapa serikat pekerja
itu penting? Bagaimana mereka mendapatkan cara itu? Mengapa karyawan mau
bergabung ke situ? Bagaimana persetujuan manajemen serikat pekerja
dipersiapkan? Inilah beberapa pertanyaan yang diajukan modul ini.
Riwayat
Singkat Gerakan Serikat Pekerja Amerika
Untuk rnemahami apa itu
serikat pekcrja dan apa yang mereka inginkan, perlu sebenarnya memahami
"di mana mereka berada." Hal pertama yang yang harus diketahui adalah
bahwa serikat pekerja itu sudah lama ada. Misalnya, paling dini tahun 1790,
para tukang terampil (tukang sepatu, tukang jahit, tukang cat, dan lain-lain)
mengorganisasikan diri mereka ke dalam satu serikat dagang. Mereka mengajukan
tuntutan “upah minimum” mereka dan memiliki "komite keliling" yang
berjalan dari toko ke toko untuk memastikan bahwa tidak ada anggota yang
diterima dcngan gaji yang lebih rendah.
Dari serikat pekerja
paling awal ini hingga dewasa ini, riwayat gerakan scrikat pekerja telah
mengalami kemajuan dan kemunduran serta berganti-ganti. Keanggotaan serikat
pekerja terus bertumbuh sampai depresi besar sekitar tahun 1837 yang
mengakibatkan keanggotaan mcrosot.
Keanggotaan selanjutnya
mulai meningkat ketika Amerika Serikat memasuki revolusi industrinya. Awal
tahun 1869 sekelompok tukang jahit bertemu dan membentuk Knighrt of Labor
(Satria Tenaga Kcrja) : Knights tertarik terhadap reformasi dan agitasi
politik serta sering mengupayakan perubahan politik. Pada tahun 1885 anggotanya
berjumlah 100.000 orang dan (scbagai akibat dari dimenangkannya satu pemogokan
besar terhadap perusahaan kereta api meledak sampai 700.000 anggota pada
tahun berikutnya. Sebagian karena fokus mereka terhadap reformasi sosial (dan
sebagian disebabkan karena satu rangkaian pemogokan yang tidak berhasil),
keanggotaan Knights langsung mcrosot scsudahnya. Pada tahun 1893 ketika
dibubarkan, sebenarnya sudah tidak ada lagi anggotanya.
Pada tahun 1886 Samuel
Gompers membentuk American Federation ol Labor Serikat itu kebanyakan terdiri
dari karyawan terlatih dan, tidak sepcrti Knights, mengelakan reformasi sosial
praktis demi mendapatkan nafkah sehari-hari bagi para anggotanya. Knights of
Labor telah terlibat dalam perjuangan kelas untuk mengganti bentuk masyarakat
dan oleh karena itu mendapatkan jumlah tunjangan yang lebih besar bagi para
anggotanya. Gomper, di pihak lain, bertujuan untuk meningkatkan upah dari hari
ke hari dan meningkatkan kondisi kerja para pendukungnya. AFL bertumbuh cepat
sampai sesudah Perang Dunia I; pada suatu saat keanggotaannya lebih dari 5,5
juta orang.
Tahun1920 mcrupakan satu
periode stagnasi untuk gcrakan serikat pckerja A.S dan pada tahun 1923
keanQggotaan AFL telah rnerosot sampai sekitar 3,5 juta anggota. Kemerosotan
dan stagnasi ini merupakan akibat dari beberapa hal, termasuk depresi scsuduh
perang, penolakan para pabrikan terhardap pembaharuan scrikat pekerja. kematian
Samuel Gompers, dan kemakmuran yang nyata pada tahun 1920-an. Padn tahun 1929,
sebagai akibat dari Depresi Besar, jutaan karyawan tclah kehilangan pekerjaan
mereka, dan pada tahun 1933 keanggotaan scrikat kcrja mcnurun sampai di bawah 3
juta pekerja.
Keanggotaan mulai
meningkat pada pertengahan 1930-an. Sebagai bagian dari program New
Deal-nya, Presiden Rooscvelt memberlakukan National lndustrial Recovery Act
(Undang-undang Pemulihan Induatri Nasional), yang mempermudah tcnaga kerja
untuk berorganisasi. Undang-undang federal lain, juga kemakmuran dan Perang
Dunia II turut membantu mempercepat peningkatan keanggotaan, yang memuncak
sampai kira-kira 21 juta pekerja pada tahun 1970-an. Dan kcanggotaan kcmbali
mulai merosot. sampai kira-kira 16,6 juta karyawan bergaji dan berupa pada
tahun 1995.
Dewasa ini gerakan
tcnaga kerja mcngalami perubahan yang dramatis. Pada saat ini, bagian tenaga
kerja terorganisasi dari angkatan kerja di Amerika Serikat ada kira-kira 16%
dan terus merosot; jika kecondongan ini bertahan, pada tahun 2000 scrikat buruh
akan mewakili hanya 13% dari scmua pekerja nonpertanian, merosot dari puncak
kira-kira 34% pada tahun 1955. Proporsi kcanggotaan scrikat pckerja merosot
cepat karena jumlah dari anggota serikat pekerja turun walaupun, jumlah pekcrja
total meningkat.
Mengapa Karyawan
Berorganisasi?
Banyak waktu dan uang
telah dihabiskan untuk mencoba menemukan mcngapa pekerja membentuk serikat
kerja, dan banyak teori tclah diajukan. Tidak ada jawaban yang sederhana
terhadap pertanyaan di atas, sebagian karcna masing-masing karyawan barangkali
bergabung karena alasan-alasannya sendiri.
Tampaknya jclas bahwa
para pekerja tidak rrnmbentuk serikat pekerja hanya untuk mendapatkan
lebih banyak upah atau kondisi kcrja yang lebih baik. Semua faktor-faktor
inilah yang penting. Sesungguhnya (karena alasan apa pun), pendapatan mingguan
dari anggota serikat pekerja adalah kira-kira $120 lcbih tinggi daripada
karyawan yang bukan anggota serikat pekerja. Sama halnya, seperti
dirangkum dalam Gambar 15, ada perbedaan besar dalam tunjangan yang
diterima oleh karyawan serikat pekerja dan non-scrikat pckerja. Sebagaimana
contoh, karyawan serikat pekerja sesungguhnya mendapat lebih banyak hari libur,
cuti sakit, cuti yang tidak dihayar, tunjangan rencana asuransi, tunjangan
cacat jangka panjang, dan berbagai tunjangan lain dibanding karyawan
non-serikat pekerja.''
Temuan Riset Umumnya
ketidakpuasan sehubungan dengan persoalan nafkah sehari-hari dan bukannya soal
non-ekonomi seperti peluang untuk berprestasi pada jabatan yang mengarah ke
pengumpulan suara pro-scrikat pekerja (walaupun soal non-ekonomi sering penting
juga). Ini diilustrasikan dalam Tabel 15.
Persen dari Partisipasi Karyawan dalam Rencana Tunjangan
Karyawan Terpilih.
Serikat Pekerja versus Non-Serikat Pekerja; Karyawan Purna-Waktu
dalam Perusahaan Swasta Menengah dan Besar,1991 *
|
||
Tunjangan
|
Persen
|
|
Serikat pekerja
|
Non-Serikat Pekerja
|
|
Cuti dibayar
Liburan
Makan siang
Cuti kematian
Wajib Militer
Cuti sakit
Cuti tak dibayar
Maternitas
Paternitas
Rencana Asuransi
Sakit dan kecelakaan
Seluruhnya dibiayai
majikan
Tidak Bisa Bekerja
jangka panjang
Seluruhnya dibiayai
majikan
Sebagian dibiayai
majikan
Perawatan medis
Individual
Seluruhnya dibiayai
majikan
Sebagian dibiayai
majikan
Keluarga
Seluruhnya dibiayai
majikan
Sebagian dibiayai
majikan
Perawatan gigi
Individual
Seluruhnya dibiayai
majikan
Sebagian dibiayai
majikan
Keluarga
Seluruhnya dibiayai
majikan
Sebagian dibiayai
majikan
Asuransi Jiwa
Seluruhnya dibiayai
majikan
Rencana pendapatan
pensiun
Semua pensiun
Pensiun tunjangan yang
ditetapkan
Seluruhnya dibiayai
majikan
Sebagian dibiayai
majikan
Kontribusi yang
ditetapkan
Tabungan
|
95
10
86
59
55
41
3 3
71
60
28
26
2
91
63
28
52
39
70
56
15
49
21
86
90
86
81
5
33
16
|
91
7
78
52
71
36
23
36
25
44
3
11
81
34
47
18
63
57
29
28
19
38
78
74
50
48
2
52
33
|
melalui tindakan kolektif. Dengan demikian,
karyawan yang tidak puas yang yakin bahwa serikat kerja akan menjadi
instrumental dalam rnencapai tujuan mereka yang menyajikan satu kombinasi yang
berkemampuan. Sesungguhnya, instrumentalitas serikat pekerja-keyakinan para
karyawan bahwa serikat pekerja dapat secara berhasil mendapatkan perbaikan yang
dicari paru pekerja-secara konsisten merupakan satu peramal dari voting
pro-serikat pekerja.
TABEL I 5. : Korelasi
Antara Kepuasan Kerja dan Pemberian suara untuk
Representasi
Serikat Pekerja
|
|
SOAL
|
KORELASI DENGAN
PEMBERIAN SUARA
BAGI SERIKAT BURUH
|
Apakah Anda puas
dengan jaminan jabatan pada perusahaan ini?
Apakah Anda puas
dengan upah Anda?
Pertimbangkanlah
segala sesuatu, apakah Anda puas dengan perusahaan ini sebagai tempat untuk
bekerja?
Apakah para penyelia
dalam perusahaan ini memperlakukan semua karyawan secara sama?
Apakah Anda puas
dengan tujangan tambahan Anda?
Apakah penyelia Anda
memperlihatkan penghargaan bila Anda melakukan suatu pekerjaan yang baik?
Apakah menurut Anda
ada peluang yang baik bagi Anda untuk dipromosikan dalam perusahaan ini?
Apakah Anda puas
dengan jenis kerja yang Anda lakukan?
|
-.42
-.40
-.36
-.34
-.31
-.30
-.30
-.14
|
Sumber Disesuaikan
dari Jeanne M- Brett, "Why Employees Want Unions," Organizotional
Dynomics,Spring 1980, p. 51 ©; 1980 pada AMACOM, sebuah dlvisi dari American
Management Associations.
|
AFL-CIO
Apa Itu? Federasi Tenap
Kerja Amerika dan Kongres Organisasi Industri (AFL-CIO) The
American Federation of Labor and Congres of Industrial Organizations) merupakan
satu federasi dari kira-kira 100 serikat pekerja nasional dan internasional di
Amerika Serikat. Itu terbentuk oleh merger dari AFL dan CIO pada tahun 1955,
dengan George Meany dari AFL sebagai ketua pertamanya. Untuk orang, AFL-CIO
telah menjadi sinonim dengan kata union (serikat pekerja) di Amerika
Serikat.
Ada kira-kira 2,5 juta
pekerja termasuk dalam serikat pekerja yang tidak diafiliasikan dengan AFL-CIO.
Dari para pekerja ini, kira-kira setengahnya termasuk dalam serikat pekerja
independen terbesar, United Auto Workers (kira-kira 1 juta anggota). Serikat
buruh Teamsters yang sebelumnya independen, dengan kira-kira 2 juta anggota,
bergabung kembali dengan AFL-CIO pada tahun 1987.
Struktur dari AFL-CIO Ada tiga lapisan dalam
Struktur AFL-CIO (dan serikat pekerja A.S. lain). Pertama, ada serikat pekerja setempat.
ini merupakan tempat para pekerja bergabung dan membayar iuran. Itu biasanya
merupakan serikat pekerja local yang menandakan persetujuan tawar-menawar
kolektif yang menetapkan upah dan kondisi kerja. Serikat local itu pada
gilirannya merupakan cabang tunggal dalam serikat pekerja nasional. Sebagai
contoh, jika Anda itu seorang tukang susun huruf (typesetter) di Detroit, Anda
akan termasuk paa serikat pekerja setempat, namun serikat pekerja setempat
merupakan salahs atu dari ratusan cabang setempat dari Internasional
Typographical Union yang bermarkas di Colorado Springs.
Lapisan ketiga dalam
struktur adalah federasi nasional, dalam hal ini, AFL-CIO. Federasi ini terdiri
dari kira-kira 100 sekitar pekerja nasional dan internasional, yang pada
gilirannya terdiri dari 60.000 lebih serikat pekerja local.
Kebanyakan orang
cenderung berpikir tentang AFL-CIO sebagai bagian paling penting dari gerakan
tenaga kerja, tetapi sebenarnya tidak. AFL-CIO itu sendiri sebenarnya mempunyai
sedikit pengaruh, kecuali apa yang dimungkinkan untuk dijalankan oleh serikat
pekerja nasionalnya yang penting. Dengan demikian, ketua dari serikat ekerja
para guru mempunyai pengaruh yang penting. Dengan demikian, ketua dari serikat
pekerja para guru mempunyai pengaruh lebih besar dalam kapasitas itu disbanding
kapasitasnya sebagai wakil ketua dari AFL-CIO. Namun sebagai satu hal praktis,
AFL-CIO bertindak sebagai juru bicara untuk tenaga kerja, dan ketuanya, Lane
Kirkland, telah menghimpun kekuatan politik jauh di dalam ekses dari seorang
ketua yang hanya boneka.
Serikat Pekerja dan
Undang-Undang
Latar Belakang
Sampai kira-kira tahun
1930 tidak ada undang-undang khusus tenaga kerja. Para majikan tidak dituntut
untk terlibat dalam tawar-menawar kolektif dengan karyawan dan sesungguhnya
tidak dikekang dalam perilaku mereka terhadap serikat pekerja: penggunaan
mata-mata, daftar hitam, dan pemecatan terhadap para agitator tersebar luas.
Konrak “anjing kuning” (yellow dog), yaitu manajemen dapat menuntut
keanggotaan non-serikat buruh sebagai syarat untuk mendapat pekerjaan, sangat
didorong. Kebanyakan senjata serikat kerja- bahkan pemogokan – adalah illegal.
Situasi berat sebelah
ini berakhir sejak Revolusi terhaap Depresi (Malaise) Besar (sekitar tahun
1930). Sejak itu, sebagai tanggapan terhadap sikap publik yang berubah, nilai
dan kondisi ekonomi, undang-undang tenaga kerja telah berjalan melalui tiga
perubahan yang jelas: dari “dorongan yang kuat” serikat pekerja, ke”dorongan termodifikai
bergabung dengan regulasi,” dan akhirnya ke “regulasi terinci dari urusan
serikat pekerja internal.”
Periode Dorongan yang
Kuat : The Norris-LaGuardia Act (1932) dan the National Labor Relations or
Wagner Act (1935)
Undang-undang
Norris-LaGuardia menetapkan tahap untuk satu era baru yang mendorong
aktivitas serikat pekerja. Undang-undang itu menjamin hak masing-masing
karyawan untuk tawar-menawar secara kolektif “bebas dari campur tangan,
pembatasan, atau paksaan.” Dia menegaskan kontrak yellow dog sebagai
tidak dapat memaksa. Dan itu membatasi kemampuan undang-undang untuk
mengeluarkan perintah atas kegiatan-kegiatan seperti pengawasan pemogokan yang
damai dan pembayaran tunjangan mogok.
Namun undang-undang ini
tidak berbuat banyak untuk mengekang para majikan untuk menghantam organisasi
tenaga kerja dengan sarana apa saja yang, dapat mereka kumpulkan. Oleh karena
itu, Undang-undang Hubungan Tenaga Kerja Nasional (atau Wagner) diluncurkan
pada tahun 1035 untuk menambah gigi bagi Undang-ungang
Norris-LaGuardia. lni dilakukan dengan ( 1 ) melarang praktik tenaga kerja
tidak jujur tertentu; (2) memberikan pemilihan dengan suara rahasia dan aturan
mayoritas untuk menetakan apakah karyawan sebuah perusahaan masuk serikat
pekerja; dan (3) menciptakan Badan Hubungan Tenaga Kerja Nasional (NRLB:
National Labor Relations Board) untuk mendorong dua ketentuan ini.
Praktik Perburuhan yang
Tidak Adil Undang-undang Wagner menganggap lima praktek tenaga kerja
yang tidak adil yang digunakan oleh majikan sebagai “kesalahan berdasarkan
undang-undang” (tetapi bukan kriminal) :
1. Adalah tidak adil bagi
majikan untuk “campur tangan, membatasi, atau memaksa karyawan” dalam
menjalankan hak-hak berorganisasi yang disahkan secara hokum.
2. merupakan satu praktik
yang tidak adil bagi perwakilan perusahaan untuk mendominasi atau mencampuri
entah foramsi atau administrasi dari serikat buruh. Antara lain
tindakan-tindakan manajemen yang dianggap tidak adil berdasarkan praktik 1 dan
2 adalah menyogok karyawan, menggunakan sistem mata-mata perusahaan,
mengalihkan bisnis untuk menghindari pembentukan serikat pekerja, dan
mendaftarhitamkan para simpatisan serikat pekerja.
3. perusahaan-perusahaan
dilarang melakukan diskriminasi dengna cara apa pun terhadap para karyawan
untuk kegiatan serikat kerja legal mereka.
4. Para majikan dilarang
memecat atau mendiskriminasikan karyawan hanya karena karyawan mengajukan
tuduhan parktik ang tidak adil terhadap perusahaan.
5. Akhirnya, adalah satu
praktik tenaga kerja yang tidak adil para majikan untuk menolak melakukan
tawar-menawar kolektif dengn para perwakilan terpilih karyawan mereka secara
semestinya
Sebuah tuduhan praktik
tenaga kerja tidak adil diajukan ( lihat Gambar 153) pada Badan Hubungan Tenaga
Kerja Nasional. Badan ini selanjutnya menyelidiki tuduhan dan menetapkan apakah
tindakan resmi harus diambil. Tindakan-tindakan yang mungkin mencakup penolakan
keluhan, tuntutan akan satu ketetapan terhadap majikan, atau suatu aturan yang
dihentikan oleh majikan.
Dari 1935 sampai 1947 Keanggotaan serikat
pekerja meningkat secara cepat sesudah pemberlakukan Undang-undang Wagner pada
tahun 1935. factor-faktor lain seperti perbaikan ekonomi dan kepemimpinan
serikat pekerja ang agresif juga ikut membantu peningkatan ini. Namun pada
pertengahan 1940-an mulai terjadi pasang surut. Pada umumnya karena satu
rangkaian pemogokan besar-besaran sesudah perang, kebijakan publik mulai
beralih ke apa yang banyak dilihat sebagai ekses waktu serikat kerja. Tahap itu
ditetapkan karena berlakunya Taft-Hartley Act tahun 1947.
Periode dari Dorongan
yang Dimodifilcasi Bersama Dengan Regulasi:
Taft-Hartley Act (1947)
Taft-Hartley Act (atau Hubungan
Manajemen Tenaga Kerja) mencerminkan sikap kurang antusiasnya publik terhadap
serikat pekerja. Undang-undang itu mengamandemenkan Undang-undang Hubungan
Tenaga Kerja Nasional (Wagner) dengan ketentuan yang bertujuan untuk membatasi
serikat pekerja dalam empat cara: (1) dengan melarang praktik tenaga kerja
serikat pekerja yang tidak adil, (2) dengan menyebutkan satu demi satu hak-hak
karyawan sebagai anggota serikat pekerja, (3) dengan menyebutkan satu demi satu
hak-hak majikan, dan (4) dengan memungkinkan presiden Amerika Serikat untuk
sementara waktu melarang pemogokan darurat nasional.
Praktik Tenaga Kerja
serikat Buruh yang Tidak Adil Taft-Hartley Act menyebut satu demi satu
beberapa praktik tenaga kerja yang dilarang untuk dilakukan serikat pekerja:
1. Pertama, serikat pekerja
dilarang menahan atau memaksa karyawan untuk menjalankan hak tawar-menawar
mereka yang dijamin. Sebagai contoh, beberapa tindakan serikat buruh tertentu
yang diputusknn pengadilan sebagai ilegal berdasarkan ketentuan yang mencakup
pernyataan kepada seorang karyawan anti-serikat-kerja bahwa di akan kehilangan
pekerjaannya begitu serikat pekerja mendapatkan pengakuan; mengeluarkan
pernyataan yang salah secara nyata selama kampanye pengorganisasian serikat
pekerja; dan mengeluarkan ancaman yang membalas dendam terhadap karyawan yang mendapat
panggilan sidang pengadilan untuk memberi kesaksian terhadap serikat pekerja
pada pemeriksaan pengadilan NLRB.
2. Juga merupakan suatu
praktik tenaga kerja yang tidak adil dari satu serikat pekerja untuk mendesak
seorang majikan melakukan diskriminasi terhadap seorang karyawan guna mendorong
atau menakut-nakuti keanggotaannya dalam serikat pekerja. Dengan kata lain,
serikat pekerja tidak dapat berusaha untuk mendorong seorang majikan memecat
seorang karyawan karena dia tidak mengikuti pertemuan-pertemuan serikat
pekerja, melawan kebijakan-kebijakan serikat pekerja, atau menolak bergabung
dengan suatu serikat pekerja. Ada satu kekecualian di sini. Ketika serikat
pekerja dengan sistem closed shop atau union shop menang (dan oleh karena itu
keanggotaan serikat pekerja merupakan satu prasyarat untuk mendapatkan
pekerjaan). serikat pekerja bisa menuntut pemecatan untuk seorang pekerja yang
tidak membayar uang pangkal dan iuran.
3. Merupakan juga praktik
tenaga kerja yang tidak adil dari serikat pekerja untuk menolak tawar-menawar
yang jujur dengan majikan tentang upah, jam dan kondisi pekeirjaan lainnya.
Pemogokan dan pemboikotan tertentu, juga dianggap sebagai praktik tenaga kerja
serikat pekerja yang tidak adil.
4. Merupakan praktik tenaga
kerja tidak adil dari suatu serikat pekerja untuk ikut serta dalam
"pembuatan kasur dari buluh" (featherbedding). (Di sini
seorang majikan dituntut untuk membayar seorang karyawan untuk jasa-jasa yang
tidak dijalankan).
Hak-hak Karyawan Taft-Hartley Act melindungi
hak-hak karyawan terhadap serikat pekerja mereka. Sebagai contoh, banyak orang
merasa bahwa perserikatkerjaan (unionism) wajib itu melanggar hak dasar A.S.
dalam hal kebebasan berserikat. Undang-undang baru tentang hak untuk bekerja
muncul di 19 negara bagian (terutama di daerah Selatan dan Barat-daya).
Undang-undang ini mencabut kontrak tenaga kerja yang membuat keanggotaan
serikat pekerja menjadi semacam kondisi untuk menjaga pekerjaan seseorang. Di
New York, misalnya, banyak perusahaan percetakan memiliki union shop. Di situ
Anda tidak dapat bekerja sebagai seorang operator mesin cetak kecuali kalau
Anda termasuk serikat pekerja sebuah percetakan. Di Florida, union shop seperti
itu kecuali mereka yang terliput oleh Railway Labor Act-tidaklah legal. Di sana
percetakan khususnya mempekerjakan baik operator percetakan dari serikat
pekerja maupun non-serikat pekerja. Ketentuan ini juga memungkinkan seorang
karyawan untuk mengajukan keluhan-keluhan langsung kepada rnajikan (tanpa
melalui serikat pekerja) dan menuntut wewenang karyawan sebelum iuran serikat
pekerja dapat dipotong dari cek gajinya.
Hak-hak Majikan Taft-Hartley Act juga
secara eksplisit memberikan majikan, hak-hak tertentu. Pertama, mereka diberi
kebebasan sepenuhnya untuk mengekspresikan pandangan mereka menyangkut
organisasi serikat pekerja. Misalnya, Anda sebagai seorang manajer dapat
mengatakan kepada karyawan Anda bahwa menurut pandangan Anda serikat pekerja
itu tak bernilai, berbahaya bagi ekonomi, dan tidak bermoral. Berbicara secara
umum, Anda bahkan dapat membayangkan bahwa pembentukan serikat-pekerja dan
tuntutan upah yang tinggi selanjutnya mungkin mengakibatkan penutupan pabrik
yang permanen dan tidak ada penempatan kembali. Para majikan dapat mengajukan
rekor serikat pekerja menyangkut pelanggaran dan korupsi, jika pantas, dan
dapat menyoroti prasangka rasial atas pekerja dengan menggambarkan filosofi
serikat pekerja terhadap integrasi. Sesungguhnya, satu-satunya pengendalian
utama Anda adalah bahwa Anda harus menghindari ancaman, janji, paksaan, dan
campur tanggan langsung dengan pekerja yang berusaha untuk mencapai satu
keputusan. Sebaiknya tidak ada ancaman pembalasan dendam atau paksaan atau
janji untuk mendapatkan tunjangan.
Majikan (1) tidak boleh
bertemu dengan karyawan pada jam perusahaan selarma 24 jam berlangsungnya suatu
pemilihan atau (2) mengusulkan kepada karyawan untuk memberi suara melawan
serikat pekerja sementara para karyawan itu berada di rumah atau di kantor
majikan, walaupun dia dapat melakukan itu sementara berada di wilayah kerja
mereka atau di tempat mereka biasanya berkumpul.
Pemogokan Darurat
Nasional Taft-Hartley
Act memungkinkan presiden A.S. mengintervensi pemogokan darurat nasional (national
emergency strikes). Ini merupakan pemogokan-pemogokan (misalnya, pada pihak
karyawan perusahaan baja) yang mungkin "membahayakan kesehatan dan
keselamatan nasional." Presiden bisa mengangkat satu badan penyelidik dan,
berdasarkan laporannya, memberlakukan suatu perintah mengendalikan pemogokan
itu dalam 60 hari. Jika tidak tercapai suatu penyelesaian selama masa itu,
perintah dapat diperluas untuk 20 hari lagi. Selama periode terakhir ini,
karyawan dikumpulkan dalam satu pemungutan suara rahasia untuk menegaskan
keinginan mereka menerima tawaran terakhir majikan.
Periode Regulasi Terinci
dari Urusan Serikat Buruh Internal:
Landrum-Griffin Act
(1959)
Pada tahun 1950-an,
penyelidikan Senat menyingkapkan praktik menjijikkan di pihak beberapa serikat
pekerja, dan hasilnya adalah Landrum-Griffin Act (resminya,
Undang-undang Penyingkapan dan Laporan Manajemen Tenaga Kerja). Tujuan
sampingan dari undang-undang ini adalah melindungi anggota serikat pekerja dari
kemungkinan salah tindak pada pihak serikat pekerja. Itu juga merupakan
amandemen pada Undangundang Hubungan Tenaga Kerja Nasional (Wagner).
Pertama, undang-undang
ini memuat satu rancangan undang-undang menyangkut hak bagi anggota serikat
pekerja. Antara lain, rancangan ini memberikan hak-hak tertentu dalam nominasi
calon untuk kantor serikat pekerja. Juga mengafirmasikan hak seorang anggota
untuk menggugat serikat pekerjanya dan memastikan bahwa tidak ada anggota yang
dapat didenda atau diskors tanpa proses yang seharusnya, yang mencakup satu
daftar dari tuduhan spesifik, waktu untuk mempersiapkan pembelaan, dan satu
pemeriksaan pengadilan yang jujur.
Undang-undang ini juga
membentangkan aturan menyangkut pemilihan serikat pekerja. Sebagai contoh,
serikat pekerja nasional dan internasional harus memilih pejabat
sekurang-kurangnya setiap lima tahun, menggunakan beberapa jenis mekanisme
surat-suara rahasia (secret-ballot). Juga mengatur jenis orang yang
dapat berfungsi sebagai pejabat serikat pekerja. Misalnya, orang yang dihukum
karena tindak pidana berat (penyogokan, pembunuhan, dan lain-lain) tidak boleh
memegang posisi pejabat serikat pekerja untuk periode lima tahun sesudah
hukuman.
Yara penyelidik dari
Senat juga menemukan contoh-contoh yang mencolok dari salah tindak majikan.
Agen serikat pekerja telah disogok, dan apa yang disebut “konsultan hubungan
tenaga kerja" sudah digunakan untuk menyogok para pejabat serikat pekerja,
misalnya. Penyogokan tersebut telah menjadi tindakan kejahatan federal yang
dimulai denan peluncuran Taft-Hartley Act. Namun Landrum-Griffin Act sangat
memperluas daftar tindakan majikan yang melanggar hukum. Sebagai contoh,
perusahaan tidak dapat lagi membayar karyawan mereka sendiri untuk membujuk
mereka tidak bergabung dengan serikat pekerja. Undang-undang juga menuntut
laporan laporan dari serikat pekerja dan majikan, yang meliputi praktik-praktik
seperti penggunaan konsultan hubungan tenaga kerja.
Undang-undang Perburuhan Dewasa ini
Pertanyaan tentang
apakah pengadilan dan NLRB menyumbang kepada satu iklim yang lebih mendorong
atau menakutkan bagi serikat pekerja dewasa ini belum benar benar jelas.
Di satu pihak, beberapa
keputusan NLRB memihak serikat pekerja. Dalam satu kasus yang dikenal sebagai
kasus Jean Country, sebuah serikat pekerja dan sebuah pusat perbelanjaan
membawa kasus mereka ke NLRB. Pertanyaannya adalah apakah sebuah serikat
pekerja dapat mencegah orang masuk kerja di sebuah toko (Jean Country)
pada bangunan swasta dalam sebuah mal perbelanjaan. Berdasarkan aturan lama
yang tidak berlaku lagi pada tahun 1986, NLRB mencocokkan hak serikat pekerja
untuk bergabung dalam kegiatan tenaga kerja dengan hak-hak pemilik properti
untuk memutuskan bagaimana properti itu hendaknya digunakan. Dia kemudian akan
memutuskan hak siapa yang berlaku dalam contoh itu. Di samping alasan-alasan
teknis, dalam kasus ini NLRB secara mendasar memoditikasi aturannya, yang
dengan demikian mempermudah serikat pekerja untuk menunjukkan mengapa hak-hak
mereka yang hendaknya berlaku.
Di pihak lain, ada
banyak keputusan penting terbaru dari pcngadilan dan NLRB yang telah menentang
serikat pekerja, dan ini dapat berakibat melemahkan hak-hiak serikat pekerja.
Sebagai contoh, dalam satu keputusan yang diambil NLRB adalah lebih sulit bagi
para pekerja yang sebaliknya dipengaruhi oleh pelanggaran yang kejam untuk
mcngambil tindakan yang legal. Itu menuntut bahwa mereka sebaliknya
mengupayakan ganti rugi administratif. Dalam keputusan lain. NLRB tetap tidak
lagi mengevaluasi dampak dari pernyataan kampanye majikan yang menyesatkan
tentang pilihan bebas pekerja dalam pemilihan perwakilan serikat pekerja.
Keputusan Mahkamah Agung
dalam TWA v. indpenden Federation of Flight attensants adalah
suatu contoh dari penerapan pengadilan yang memperkuat tangan manajemen. Untuk
pertama kali, Mahkamah Agung menegaskan bahwa manajemen dapat mengumumkan bahwa
dia akan terus beroperasi selama satu pemogokan, "dan bahwa karyawan dalam
unit tawar-menawar yang mau bekerja selama pemogokan akan dianggap sebagai
pemegan tetap dari jabatan baru apa-saja yang mereka isi mengandaikan mere
ingin tetap bertahan dalam pekerjaan-pekerjaan ini. Para pemogok yang ingin
kembali ke jabatan mereka sebelumnya harus menunggu lowongan lagi, kata
Pengadilan. Ini bisa membuktikan pengecilan hati terhadap anggota serikat
pekerja yang mempertimbangkan untuk keluar, mengingat adanya hak majikan untuk
juga memasukkan pengganti dari luar. Pada sebuah kasus tahun 1992 yang
mengingatkan kasus Jean Country, Mahkamah Agung menegaskan bahwa
pengorganisasi serikat pekeija tidak mempunyai hak untuk masuk tanpa izin pada
properti pribadi untuk menyampaikan pesan rnereka kepada karyawan. Sepanjang
pekerja tidak dilarang masuk mereka harus masuk jika mereka tinggal dalam
bangunan perusahaan, misalnya,-pengadilan rnengatakan para pengorganisasi
serikat pekerja yang menganggur harus tinggal di luar bangunan majikan. lni
berarti, kata seorang anggota NLRB, bahwa dalam masa mendatang serikat pekerja
harus menunjukkan "kesulitan ekstremnya" dalam mencapai karyawan
untuk memperoleh akses ke gedung pribadi. Bandul dewasa ini nampaknya mengayun
sedikit lebih jauh ke arah penciutan hati atas kegiatan serikat pekerja.
Tindakan-tindakan pemerintahan Clinton bisa mengubah ini.
Proses Tawar-menawar Kolektif
tawar-menawar kolektif
Proses yang melaluinya
perwakilan manajemen dan serikat pekerja bert:emu untuk merundingkan satu
kesepakatan tenaga kerja
Apa itu Jujur (Good Faith)?
tawar-menawar yang jujur
Satu istilah yang berarti kedua pihak berkomunikasi
dan berunding dan bahwa proposal dicocokkan dengan proposal tandingan dengan
kedua pihak membuat setiap usaha yang masuk akal untuk sampai pada kesepakatan.
Itu tidak berarti bahwa salah satu pihak terpaksa menyetujui satu proposal.
Butir-butir Tawar-menawar
Undang-undang tenaga
kerja menetapkan kategori dari butir-hutir yang menjadi sasaran tawar-menawar:
ini adalah butir-butir wajib, sukarela, dan butir-butir tidak syah. Butir-butir
tawar-menawar sukarela/diizinkan (voluntary (or permissible) bargaining
items) tidaklah wajib dan juga tidak tak sesuai hukum: butir-butir itu
menjadi bagian dari negosiasi hanya melalui kesepakatan gabungan dan manajemen
dan serikat pekerja. Tidak ada pihak yang dapat dipaksa keinginannya untuk
melakukan perundingam atas butir-butir sukarela. Anda tidak dapat menghalangi
penandatanganan kontrak Anda karena pihak yang lain menolak untuk tawar-menawar
berdasarkan butir sukarela.
Butir tawar-menawar
ilegal (illegal bargaining items) dilarang oleh undang-undang. Alasan
kesepakatan untuk mempekerjakan "anggota serikat pekerja secara eksklusif
akan menjadi tidak legal dalam suatu negara bagian yang mempunyai hak untuk
bekerja, misalnya.
Ada kira-kira 70 butir
dasar yang terhadapnya tawar-menawar bersifiat wajib (mandatory)
berdasarkan undang-undang, dan beberapa dari padanya disajikan dalam Gambar
15.8. BItir-butir itu mencakup upah, jam, waktu istirahat, pemberhentian,
pemindahan, tunjangan, dan uang pesangon. Yang lain ditambahkan sehagai cakupan
undang-undang. Sebagai contoh, pengujian obat-obatan berkembang menjadi butir
wajib sebagai akibat dari keputusan pengadilan pada tahun I 980-an.
Tahap-tahap
tawar-menawar.
Tawar-menawar aktual
khususnya berlangsung melalui beberapa tahap mengembangan. Pertama,
masing-masing pihak menyajikan tuntutannya. Pada tahap ini kedua pihak biasanya
cukup jauh berdasarkan beberapa soal. Kedua, ada satu pengurangan tuntutan.
Pada tahap ini masing-masing pihak menukarkan beberapa dari tuntutannya utuk
mendapatkan yang lain. Ketiga, munculnya telaah subkomite: sernua pihak
membentuk subkomite gabungan untuk mencoba mewujudkan alternatif yang masuk
akal. Keempat, satu penetapan informal dicapai dan masing-masing kelompok
kembali ke sponsornya: perwakilan serikat pekerja memeriksa secara informal
para penyelia mereka dan anggota serikat pekerja; perwakilan manajemcn
memeriksa manajemen puncak. Akhirnya, begitu segala sesuatu menjadi teratur,
satu persetujuan resmi disepakati dan ditandatangani.
Petunjuk untuk
Tawar-menawar Reed Richardson mengujukan saran-saran berikut untuk berunding:
1. Pastikan bahwa Anda
telah menetapkan sasaran yang jelas untuk setiap butir tawar-menawar dan Anda
memahami tentang apa yang melandasi sasaran yang telah ditetapkan itu.
2. Jangan tcrgesa-gesa.
3. Bila ragu-ragu, adakan
rapat dengan asosiasi Anda.
4. Persiapkanlah dengan
baik data perusahaan yang mendukung posisi Anda.
5. Usahakan selalu menjaga
kcluwcsan dalam posisi Anda, jangan berbuat sesuatu yang berbahaya untuk diri
Anda sendiri.
6. Jangan sekedar
rnemprihatinkan diri Anda dengan apa yang dikatakan dan dilakukan pihak lain;
caralah alasan mengapa. Ingatlah bahwa motivasi ekonomi bukan satu-satunya
penjelasan atas sikap dan tindakan pihak lain.
7. Hargailah arti pentingnya
rnenyelamatkan muka pada pihak lain.
8. Tetaplah berjaga-jaga
terhadap maksud yang nyata dari pihak lain rmenyangkut tidak hanya tujuan
melainkan juga prioritas.
9. Jadilah pendengar yang
baik.
10. Bangunlah satu reputasi untuk menjadi jujur
tetapi tcgas.
11. Belajarlah untuk mengendalikan emosi Anda;
jangan panik. Gunakanlah emosi sebagai alat, bukan hambatan.
12. Pastikan ketika Anda membuat setiap gerakan
tawar-menawar sehingga Anda, tahu hubungannya dengan semua pihak lain.
13. Ukurlah setiap gerakan tehadap sasaran Anda.
14. Berilah perhatian pada susunan kata untuk setiap
alasan yang dirundingkan kata-kata dan ungkapan sering merupakan sumber
keluhan.
15. Ingatlah bahwa perundingan tawar-menawar
kolektif, pada dasarnya merupakan bagian dari proses kesepakatan. Tidak mungkin
mendapatkan semua kue.
16. Belajarlah untuk memahami orang dan kepribadian
mereka.
17. Perhatikanlah dampak dari perundingan sekarang
terhadap mereka di tahun-tahun rnendatang.
Jalan Buntu, Mediasi, dan Pemogokan
Definisi Jalan Buntu
Dalam tawar-menawar kolektif, suatu jalan buntu (impasse) terjadi bila
pihak-pihak tidak dapat bergerak lebih jauh ke arah penyelesaian. Suatu jalan
buntu biasa terjadi karena satu pihak menuntut lebih banyak dari pada yang
ditawarkan pihak lain. Kadang-kadang suatu jalan buntu dapat diselesaikan
rnclalui pihak ketiga, seseorang yang tidak berkepentingan seperti seorang
mediator atau wasit. Jika jalan buntu tidak diselesaikan dengan cara ini, satu pemogokan
bisa dilakukan oleh serikat pekerja untuk mendesak manajemen.
Keterlibatan Pihak
Ketiga (Third Party Involvement) Ada tiga jenis campur tangan pihak ketiga yang
digunakan untuk mengatasi jalan buntu: mediasi, pencarian fakta, dan
perwasitan. Dengan mediasi (mediation) suatu pihak ketiga yang
netral berusaha untuk membantu para pimpinan dalam mencapai kesepakatan.
Mediator biasanya melakukan pertemuan dengan masing-masing pihak untuk
menetapkan di mana masing-masing pihak itu mempertahankan posisinya, dan
selanjutnya infonnasi ini digunakan untuk menemukan landasan bersama bagi
tawar-menawar lebih lanjut. Mediator selalu berada di antara. Seperti misalnya,
dia mengkomunikasikan penilaian dari kemungkinan mogok. paket penyelesaian yang
mungkin tersedia, dan semacamnya. Mediator tidak mempunyai wewenang untuk
menetapkan satu posisi atau membuat satu konsesi.
Dalam situasi tertentu
seperti dalam satu perselisihan darurat nasional yang terhadapnya presiden
Amerika Serikat menetapkan suatu pemogokan yang terjadi sebagai suatu darurat
nasional, pencari fakta bisa ditunjuk. Pencari fakta merupakan pihak netral
yang menelaah persoalan dalam satu perselisihan dan membuat sah rekomendasi
publik untuk penyelesaian yang wajar yang harus dilakukan. Misalnya badan
pencari fakta darurat residensial telah secara berhasil menyelesaikan jalan
buntu dalam perselisihan transportasi tertentu yang kritis.
Perwasitan atau
arbitrasi (arbitration) merupakan jenis paling definitif dan campur
tangan pihak ketiga, karena wasit (arbitrator) sering mempunyai kekuatan
untuk menentukan dan mendikte syarat-syarat penyelesaian. Tidak seperti mediasi
dan pencarian fakta, arbitrasi dapat menjamin satu penyelesaian atas suatu
jalan buntu. Dengan arbitrasi yang mengikat, kedua pihak setuju untuk menerima
penghargaan dari wasit. Dengan arbitrasi yang tidak mengikat, kedua pihak tidak
setuju. Arbitrasi bisa juga bersifat sukarela atau wajib (dengan kata lain,
ditetapkan oleh perwakilan pemerintah). Amerika Serikat, arbitrasi
sukarela yang mengikat adalah yang paling banyak berlaku.
Pemogokan (strikes) Pemogokan adalah satu
penarikan tenaga kerja, dan terdapat empat jenis utama pemogokan. Pemogokan
ekonomi disebabkan karena kegagalan untuk menyepakati syarat-syarat
kontrak-dengan kata lain, karena jalan buntu. Pemogok, praktik tenaga kerja
yang tidak adil, di pihak lain, bertujuan memprotes perilaku illegal dari
majikan. Satu pemogokan liar (wildentstrike) merupakan satu
pemogokan tidak sah yang terjadi selama jangka waktu kontrak. Pemogokan simpati
(sympathy strike) terjadi bila satu serikat kerja melakukan pemogokan untuk
mendukung pemogokan yang lain. Melarang orang untuk bekerja (picketing)
merupakan satu dari kegiatan-kegiatan pertama yang terjadi selama pemogokan.
Tujuan dari picketing adalah untuk menginformasikan publik tentang adanya
perselisihan tenaga kerja dan sering demi mendorong yang lain untuk menahan
diri dari melakukan bisnis dengan majikan yang terkena pemogokan.
Para majikan dapat
membuat beberapa tanggapan bila mereka menjadi sasaran pemogokan. Salah satunya
adalah dengan rnenutup wilayah yang terkena pemogokan dan dengan demikian
menahan operasi mereka sampai pemogokan selesai. Alternatif kedua adalah
melakukan contract out kerja selama berlangsungnya pemogokan agar
menumpulkan efek dari pemogokan terhadap majikan. Alternatif ketiga adalah
majikan terus melunjutkan operasi, barangkali dengan menggunakan
penyelia dan karyawan lainnya yang tidak mogok untuk mengisi tempat karyawan
yang mogok. Alternatif keempat adalah mempekerjakan pengganti untuk para
pemogok. Dalam satu pemogokan ekonomi, penggantian seperti itu dapat dianggap
permanen dan pengganti itu tidak harus dibiarkan pergi untuk memberi ruang bagi
para pemogok yang memutuskan untuk kembali bekerja. Jika pemogokan merupakan
satu pemogokan praktik tenaga kerja yang tidak jujur, para pemogok akan berhak
untuk kembali ke pekerjaan mereka dengan membuat suatu penawaran tak bersyarat
untuk itu. Pemogokan kerja besar-besaran yang mencakup ribuan atau lebih
pekerja, sudah sangat merosot selama sekitar sepuluh tahun yang lalu, dari
kira-kira 140 kali pada tahun 1981 sampai kira-kira 40 kali pada tahun 1991.
Bersiap-siap menghadapi
Pemogokan
Bila satu pemogokan akan segera terjadi, rencana-rencana harus dilakukan untuk
menghadapinya. Misalnya, dua orang ahli mengatakan bahwa bila satu pemogokan
akan segera terjadi atau sudah berjalan, pedoman-pedoman berikut ini dapat
mengurangi kebingungan.
· Bayarlah semua karyawan
yang mogok apa yang merupakan hak mereka pada hari pertama pemogokan.
· Amankanlah fasilitas.
Para penyelia hendaknya mengawasi orang asing di dalam gedung dan jalan masuk
hendaknya dikontrol. Perusahaan hendaknya mempertimbangkan untuk menyewa
penjaga guna melindungi para pengganti yang masuk dan keluar dari tempat kerja
dan mengawasi serta mengontrol para picketer, jika perlu.
· Beritahukanlah semua
pelanggan. Anda bisa memutuskan untuk tidak memberitahu pelanggan kecuali untuk
menanggapi pertanyaan saja. Satu jawaban resmi yang baku terhadap semua
pelanggan hendaknya dipersiapkan dan sebaiknya hanya bersifat informatif.
· Kontaklah semua pemasok
dan orang lain yang dengannya Anda berbisnis yang akan melewati garis piket.
Tentukanlah metode alternatif untuk mendapatkan pemasokan.
· Uruslah pengaturan untuk
menetap sepanjang malam di pabrik dan untuk pengantaran makanan dalam hal
kesempatan yang menjamin tindakan tersebut.
· Beritahukanlah
kantor-kantor pengangguran setempat tentang kebutuhan Anda akan karyawan
pengganti.
· Ambilah foto untuk
fasilitas sebelum, selama, dan sesudah picketing. Jika perlu pasanglah
peralatan videotape dan mikrofon jarak jauh untuk memantau perlakuan yang salah
dari lini piket.
· Catatlah semua dan fakta
apa saja menyangkut tindakan dan kegiatan pemogok serta insiden-insiden seperti
pelanggaran, ancaman, piket massa, perusakan gedung, atau masalah-masalah.
Catatlah tanggapan polisi terhadap permintaan apa saja untuk mendapatkan
bantuan.
· Kumpulkanlah bukti yang
berikut: jumlah picket dan nama mereka; waktu, tanggal, serta lokasi picketing;
rumuskan dengan kata-kata setiap tanda yang dilakukan oleh piket; dan deskripsi
tentang mobil-mobil picket dan nomor-nomor polisinya.
Terlakuan Adil yang Terjamin dan Disiplin Karyawan
Program Perlakuan Adil
yang Terjamin di Tempat Kerja
Perlakuan adil yang
dijamin
Program majikan yang bertujuan untuk memastikan bahwa semua karyawan
diperlakukan secara adil, umumnya dengan memberikan sarana yang dirumuskan,
terdokumentasi baik, dan terpublikasi yang melaluinya karyawan dapat memperoleh
soal-soal yang dapat dipilih.
Keadilan dalam Pendisiplinan
Tujuh disiplin adalah
untuk mendorong berperilaku, secara bijaksana di tempat kerja, dimana
menjadi bijaksana didefinisikan sebagai saat kepada peraturan dan keputusan.
Dalam sebuah organisasi, aturan dan keputusan melayani tujuan yang sama seperti
yang dilakukan undang-undang dalam masyarakat; disiplin ditegakkan bila salah
satu dari aturan dan keputusan ini dilanggar. Proses disiplin yang adil dan
jujur didasarkan pada tiga landasan; aturan dan keputusan; sistem hukuman
progresif; dan proses naik banding.
Satu perangkat dari aturan
dan keputusan (rules and regulation) yang jelas merupakan landasan yang
pertama. Aturan-aturan ini berbicara tentang hal-hal seperti pencurian,
perusakan barang-barang perusahaan, minum mabuk waktu bekerja, dan
pembangkangan. Contoh-contoh dari peraturan meliputi :
1. Kinerja yang jelek tidak
dapat diterima. Masing-masing, karyawan diharapkaun untuk menjalankan
pekerjaannya secara tepat dan efisien serta mencapai standar mutu yang
ditetapkan.
2. Minuman dan obat-obatan tidak
boleh dicampur adukan dengan pekerjaan. Penggunaan salah satunya selama jam
kerja dan menjalankan pekerjaan d bawah pengaruh dari salah satunya secara
tegas dilarang.
3. Penjajaan apa saja di
tempat kerja tanpa wewenang tidak diizinkan, juga segala macam bentuk
perjudian dilarang.
Tujuan dari
aturan-aturan ini adalah untuk menginformasikan kepada karyawan sebelumnya
tentang perilaku apa yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Para
karyawan harus diberitahu, lebih bagus secara tertulis apa yang tidak di
izinkan. Ini biasanya dilakukan selama masa orientasi karyawan. Aturan dan
ketentuan biasaanya didaftarkan dalam buku pegangan orientasi karyawan.
Sistem hukum progresif adalah landasan kedua
dari pendisiplinan yang efektif Hukum-hukum bisa berkisar dari peringatan
lisan, peringatan tertulis, skorsing dari pekerjaan sampai pemecatan. Kerasnya
hukum biasanya bergantung pada jenis pelanggaran. Dan berapa banyak kali
terjadinya pelanggaran. Sebagai contoh kebanyakan perusahaan mengeluarkan peringatan
untuk keterlambatan tanpa permirsi yang pertama. Akan tetapi untuk pelanggaran
keempat, pemecatan biasanya merupakan tindakan disipliner.
Akhirnya, hendaknya ada
satu proses naik banding sebagai bagain dari proses disipliner;
ini membantu untuk memastikan bahwa disiplin itu dikeluarkan secara adil dan
jujur. Program-program seperti perlakuan adil terjamin fendExdan program pintu
terbuka IBM membantu menjamin bagi karyawan mereka suatu proses naik banding
yang nyata.11
Pedoman Disiplin
Karena arbitrasi bisa
meripakan satu langkah dalam proses disiplin (Khususnya dalam
perusahaan-perusahaan bersrikat buruh), para majikan hendaknya memastikan bahwa
tindakan-tindakan disipliner mereka akan dilihat sebagai adil oleh seorang
wasit yang independen. Berdasarkan pada kasus-kasus disipliner yang lalu,
disini ada pedoman-pedoman yang bisa digunakan oleh wasit ketika memutuskan
apakah ada alasan yang jujur untuk tindakan displiner;
1. Pastikan bahwa bukti
mendukung tuduhan atas kesalahan tindakan karyawan. Dalam sebuah telaah,
“bukti majikan tidak mendukung tuduhan atas kesalahan tindakan karyawan”
merupakan alasan para wasit banyak kali mengembalkan lagi karyawan yang dipecat
atau mengurangi pengskoran disipliner. Contoh ketetapan wasit meliputi,
misalnya, “bukti tidak persuasif melawan karyawan”.
2. Pastikan bahwa hak-hak
proses karyawan justru dilindungi. Para wasit biasanya menolak pemecatan dan
pengskorsan yang dilakukan dengan cara yang melanggar pengertian dasar keadilan
atau atau prosedur proses yang merupakan hak karyawan. Proses khusus tersebut
dan kesalahan-kesalahan prosedur yang dilakukan oleh majikan mencakup kegagalan
untuk mengikuti prosedur disiplin progresif yang sudah ditetapkan, tidak
memberikan karyawan peluang untuk menyampaikan riwayat dari pihaknya,
mengurangi alasan yang mungkin untuk mendisiplinkan karyawan; dan tidak
memberikan karyawan suatu tuduhan yang formal atas tindakan yang salah.
3. Disiplin hendaknya
segaris dengan cara yang biasanya dipakai oleh manajemen untuk menanggapi
insiden yang sama. Dalam sebuah kasus, peraturan majikan menetapkan bahwa
“meninggalkan pabrik tanpa izin selama jam kerja” membuat pekerja tunduk kepada
pemecatan segera. Seorang pekerja sudah meninggalkan pabrik dan dengan demikian
dipecat. Arbitrator kemudian menemukan bahwa para karyawan sering kali
meninggalkan pabrik walaupun mereka sudah dicatat masuk dan secara bebas pergi
ke kota untuk urusan pribadi. Karena aturan tidak berlakukan secara konsisten
di masa yang lalu, arbitrator menetapkan bahwa pemecatan karyawan itu salah.
4. Karyawan hendaknya
diperingatkan secara memadai tentang konsekuensi dari kesalahan yang dituduhkan
kepadanya.
Orang hendaknya diberitahu tentang perilaku yang tidak diinginkan apa saja yang
sudah dicatat dan konsekuensi yang diakibatkan jika karyawan memilih untuk
tidak mengubah perilaku.
5. Aturan yang sudah
dituduh sebagai dilanggar hendaknya “dikaitkan secara wajar” dengan operasi
yang efisien dan aman dari lingkungan kerja tertentu. Dengan kata lain, para
karyawan biasanya diizinkan oleh wasit untuk menanyakan alasan di balik aturan
atau perintah apa saja.
6. Manajemen harus secara
memadai menyelidiki masalah sebelum menjatuhkan disiplin. Lagi pula,
penyelidikan harus adil dan obyektif. Penyelidikan hendaknya menghasilkan bukti
yang pokok tentang kesalahan tindakan.
7. Aturan, perintah, atau
hukuman yang diterapkan hendaknya diberlakukan secara sama rata dan tanpa
diskriminasi. Hukuman hendaknya dikaitkan secara wajar dengan kesalahan
tindakan dan dengan riwayat masa lalu karyawan. Dengan kata lain,
masing-masing karyawan hendaknya dinilai berdasarkan catratan kerja pribadinya;
hanya sesudah itulah disiplin yang tepat bisa dikenakan.
8. Hak atas nasehat. Semua karyawan serikat
buruh mempunyai hak untuk dibantu bila mereka dipanggil untuk suatu wawancara
yang mereka benar-benar yakin mungkin mengakibatkan tindakan disipliner.
Khususnya, para karyawan berserikat buruh bisa mebawa seorang perwakilan
serikat buruh, dan karyawan non-serikat-buruh yang hendaknya diberitahu hak-hak
mereka bisa membawa seorang rekan kerja. Perlu dicatat bahwa ini merupakan hak
yang sah dari karyawan menurut Badan Hubungan Tenaga Kerja Nasional (NLRB).
Pedoman pendisiplinan bijaksana lainnya meliputi
:
1. Jangan merampas martabat
bahwa Anda.
Disiplin bawahan Anda secara pribadi (kecuali kalau dia meminta konsultasi) dan
hindarilah pemerangkapan. Artinya, jangan secara sengaja membuat situasi yang
menyebabkan karyawan menunut pendisiplinan.
2. Ingatlah bahwa beban
bukti ada pada Anda. Dalam masyarakat kita, seseorang selalu dianggap tidak bersalah
sampai terbukti bersalah.
3. Dapatkan fakta. Jangan
mendasarkan keputusan Anda pada bukti-bukti desas desus atau pada “kesan umum”
Anda.
4. Jangan bertindak pada
saat sedang marah. Sedikit sekali orang yang dapat menjadi obyektif dan bijaksana
bila sedang marah.
Disiplin Tanpa Hukuman
Disiplin tradisional
mempunyai dua kekurangan potensial utama. Pertama, walaupun pedoman keadilan
seperti yang sudah disebutkan sebelumnya dapat menghilangkan kegembiraan, tidak
seorangpun merasa senang dihukum, namun itulah disiplin: seorang karyawan
melakukan sesuatu kesalahan dan dihukum. Oleh karena itu bisa saja menyisakan
perasaan yang tidak enak dikalangan mereka yang terlibat. Kekurangan kedua
adalah bahwa, seperti kata pepatah, “seseorang yang dipaksa melawan
keinginannya, padangannya tidak berubah.” Dengan kata lain memaksakan aturan
Anda kepada karyawan bisa mendapatkan ketaatan jangka pendek mereka tetapi bukan
kerja sama aktif mereka bila Anda tidak hadir untuk memaksakan peraturan itu.
Disiplin tanpa hukuman
(atau disiplin non punitive) bertujuan untuk menghindari masalah-masalah
disipliner ini. Ini dilengkapi dengan mendapatkan penerimaan karyawan atas
aturan Anda dan dengan mengurangi sifat punitive dari disiplin itu sendiri.
Di sini ada satu contoh.
Andaikan ada satu pelanggaran disiplin (seperti tidak mempedulikan aturan
keamanan) atau pelaksanaan kerja yang tidak memuaskan (seperti ketidakcermatan
dalam menangani pekerjaan). Dalam kasus tersebut langkah-langkah berikut akan
menetapkan satu pendekatan nonpunitif khusus terhadap disiplin.
Langkah 1: Pertama,
keluarkanlah satu peringatan lisan. Sebagai seorang penyelia, tujuan Anda
disini adalah membuat karyawan sepakat untuk menyelesaikan masalah. Anda akan
bertemu secara pribadi dengan karyawan itu dan (sebagai ganti memberi
peringatan kepada dia tentang sanksi disipliner yang mungkin) dan mengingatkan
orang itu tentang (1) alasan aturan dan (2) kenyataan bahwa dia memiliki
tanggung jawab untuk memenuhi standar kinerja. Buatlah catatan tertulis tentang
insiden tetap ada dalam satu berkas kerja tersendiri di meja kerja Anda dan
bukannya dalam berkas personil karyawan.
Langkah (2) : Bila insiden lain
muncul dalam enam minggu, keluarkanlah untuk karyawan sebuah peringatan
tertulis formal, yang satu salinanya disimpan dalam berkas personil. Selain
itu, tanganilah secara pribadi pembahasan kedua dengan karawan. Lagi tanpa
ancaman apapun. Seperti dalam langkah 1, tujuannya adalah membahas kebutuhan
akan aturan dan mendapatkan penerimaan karyawan atas perlunya bertindak secara
bertanggung jawab di tempat kerja. Pastikan bahwa orang itu memahami aturan dan
penjelasan Anda tentang mengapa perbaikan itu dituntut, dan ungkapan
kepercayaan Anda terhadap kemampuan orang itu untuk bertindak secara
bertanggung jawab di tempat kerja. Bila insiden lain terjadi lagi dalam enam
minggu berikut, pertemuan tindak lanjut bisa diadakan. Bila insiden lain
terajdi lagi dalam enam minggu berikut, pertemuan tindak lanjut bisa diadakan.
Di sini ulangi pernyataan mengenai perlunya bertindak secara
bertanggung jawab dan selidiki kemampuan bahwa orang itu tidak cocok dengan
atau bosan dengan pekerjaan. Namun demikian, biasanya langkah berikut sesudah
peringatan tertulis adalah cuti satu hari dengan tetap dibayar (langkah 3).
Langkah 3: Langkah berikutnya
adalah cuti pengambilan keputusan” satu hari dengan tetap dibayar: Jika
insiden lain terjadi lagi sesudah peringatan tertulis dalam enam minggu berikut
atau lebih, karyawan diberitahukan untuk mengambil cuti satu hari dengan tetap
dibayar; dia bisa tinggal di rumah dan mempertimbangkan apakah pekerjaan itu
tepat atau tidak untuk dia dan apakah orang itu ingin atau tidak mematuhi
aturan perusahaan. Kenyataan bahwa orang itu dibayar untuk hari cuti tersebut
merupakan perwujudan final dari harapan perusahaan bahwa karyawan itu dapat dan
akan bertindak secara bertanggung jawab menyangkuat ketaatan kepada
peraturan. Bila karyawan kembali bekerja, dia menemui Anda dan mmberikan Anda
satu keputusan menyangkut apakah aturan itu akan diikuti atau
tidak. Pada titik itu (mengandaikan satu tanggapan positif), Anda sekali
lagi menjelaskan kepercayaan anda kepada karyawan dan jika perlu, menyusun satu
rencana tindakan singkat untuk membantu karyawan itu mengubah perilakunya.
Langkah 4. Jika tidak terjadi lagi
insiden dalam tahun berikut atau lebih, satu hari pengskorsan yang dibayar akan
disingkirkan dari berkas pribadi. Jika perilaku terulang, pemecatan (lihat
pembahasan kemudian) akan dituntut.
Proses itu tentu saja
harus diubah dalam lingkungan khusus. Politik kriminal atau perkelahian dalam
pabrik mungkin menjadi landasan untuk pemecatan segera. misalnya. Dan jika
beberapa insiden terjadi dengan interval yang sangat dekat, langkah 2
peringatan tertulis mungkin diloncati.
Disiplin tanpa hukuman
bisa saja efektif. Para karyawan tampaknya menyambut baik berkurangnya aspek
hukuman dan kelihatannya tidak menyalahgunakan sistem dengan berperilaku salah
satu mendapatkan satu hari cuti yang tetap dibayar. Keluhan-keluhan, penggunaan
cuti sakit, dan insiden disipliner semuanya tampak berkurang dalam
perusahaan-perusahaan yang menggunakan prosedur baru ini. Akan tetapi, pasti
masih akan ada waktu bila pemecatan dituntut.
0 Response to "HUBUNGAN TENAGA KERJA DAN TAWAR MENAWAR KOLEKTIF"
Post a Comment