ULUMUL QUR'AN



ULUMUL QUR'AN

A.      PENGERTIAN ULUMUL QUR’AN
Yang dimaksud dengan Ulumul Qur'an (‘Ulum Al-Qur’an) adalah ilmu-ilmu yang membahas segala sesuatu tentang Al-Qur’an. Berikut ini definisi Ulumul Qur’an meurut para ahli:
1.      Manna’ al-Qaththan adalah ilmu yang meliputi beberapa pembahasan yang berkaitan dengan Al-Qur’an, baik dari segi pengetahuan tentag sebabsebab turunnya ayat, pengumpulan, penyusunan,  pengetahuan tentang makki dan madani,  nasikh dan mansukh, muhkam dan mutasyabih dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Al-Qur’an.
2.      Muhammad ‘Abd al-Azhim az-Zarqani adalah beberapa pembahasan yag berkaitan dengan Al-Qur’an al Karim, baik dari segi turunnya, susunannya, pengumpulannya, penulisannya, qiraahnya, tafsirnya, kemukjizatannya, nasikh mansukh, dan menolak tuduhan-tuduhan terhadapnya dan lain-lain.
Jika ditinjau dari segi bahasa semata, maka semua ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur’an dapat disebut sebagai Ulumul Qur’an.
B.       RUANG LINGKUP ULUMUL QUR’AN
1.      Membahas tentang pengertian Al-Qur’an termasuk  membahas tentang wahyu.
2.      Cara Al-Qur’an turun dari Allah SWT ke Lauh Mahfuzh setelah itu ke baitul ‘Izzah dilangit dunia setelah itu ke Nabi Muhammad.
3.      Membahas surat atau ayat makkiyah dan madaniyah.
4.      Membahas waktu, turun sasaran dan pesan-pesan Al-Qur’an.
5.      Membahas tentang ayat pertama dan terakhir turun.
6.      Membahas sejarah pengumpulan Al-Qur’an baik dari segi hafalan maupun penulisannya.
7.      Membahas beberapa tuduhan tuduhan tentang pengumpulan Al-Qur’an.
8.      Membahas jumlah ayat dan surat yang ada di dalam Al-Qur’an.
9.      Membahas tentang Asbab an-nuzul.
10.  Membahas tentang nasikh mansukh.
11.  Membahas kisah-kisah di dalam Al-Qur’an.
12.  Membahas tentang mukjizat Al-Qur’an.


C.      PEMBUKUAN DAN PEMBAKUAN ULUMUL QUR’AN
Aktifitas para sahabat semenjak zaman Rasulullah SAW dalam meghafal, menulis dan menafsirkan Al-Qur’an sudah meruapakan cikal bakal lahirnya Ulumul Qur’an. Para penulis wahyu yang masyhur. Al-Qur’an dikumpulkan dalam satu mushaf pada zaman Abu Bakar dan disempurnakan penulisan dan pengumpulannya dalam satu mushaf pada zaman Usman bin Affan dengan satu sistem penulisan yangdisebut ar-rasm al-utsmani.
Para ulama mulai menulis kembali beberapa karya tentang Ulumul Qur’an diantaranya sebagai berikut:
1.   Syeikh Thahrir Al-Jazairi yang menyusun kitab at-Tibyan fi Ulum Al-Qur’an, selesai pd tahun 1335 H.
2.     Jamaluddin A’l-Qasimy (w. 1332 H) yang menyusun kitab mahasin at-Ta’wil. Jus pertama kitab ini dikhususkan untuk pembicaraan Ulumul Qur’an.
3.     Muhhammad ‘Abd al-Azhim az-Zarqani, yang menyusun kitab Maahi Al-Irfan fi Ulum Al-Qur’an (jilid dua). Dan masih banyak lagi lainnya.  

D.      KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN ULUMUL QUR’AN
Apakah Ulumul Qur’an masih mungkin dikembangkan ? Misalnya kita ambil contoh kasus asbabu nuzun. Tidak ada cara megetahui asbabun nuzu kecuali melalui riwayat yang sahih dari Nabi dan para sahabat yang menyaksikan turunnya ayat-ayat Al-Qur’an dan mengetahui peristiwa yang terjadi satu pertanyaan yang diajukan kepada Nabi Muhammad Saw yang melatarbelakangi tuunnya ayat tersebut. Sebagai contoh untuk penggunaan ijtihad dalam menentukan asbabun nuzul, kita ambil kasus ayat poligami yang tercantum dalam Q.S An-Nisa ayat 3. Tidak ada seorang muffasirpun mengaitkan ayat tentang poligami ini dengan perang Uhud sekalipun ayat ini turun setelah peristiwa perang Uhud.  

DAFTAR PUSTAKA  

Ilyas, Yunahar. (2013). Kuliah Qulumul Qur’an. Yogyakarta: ITQAN Publishing

0 Response to "ULUMUL QUR'AN"

Post a Comment