BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Mesir yang menyimpan peradaban yang tinggi telah terbentuk ketika
mengalami berbagai masa keemasan setiap
dinasti. Pada periode kedua dari pemerintahan Abassiyah, Mesir merupakan wilayah otonom dari Baghdad. Namun
karena terjadi perselisihan di pusat pemerintahan Abassiyah, maka daerah
otonomnya mendapat hak otonomnya. Hal itu semakin membuat dinasti-dinasti kecil
yang ada di mesir menguat dan mencapai kejayaannya. Beberapa dinasti yang
masing-masing mengukir peradaban itu ialah : Dinasti Thuluniyah (868-904 M),
Dinasti Ikhsidiyah (935-969 M), Dinasti Fatimiyah (972-1130 M), Dinasti
Ayyubiyah (1169-1250 M), dan Dinasti Mamluk (1250-1515 M).
Dalam perkembangannya tercatat bahwa
dinasti di Mesir yang paling berpengaruh akan kejayaan Islam ialah Dinasti
Ayyubiyah dan Dinasti Mamluk, mengingat bagaimana perjuangan dan keberhasilan
dinasti tersebut dalam menghadapi sekutu. Dinasti Ayyubiyah di dirikan oleh
Salahudin Al- Ayyubi, kemenangan yang dicapainya dalam mengalahkan tentara
pasukan Perang Salib telah membawa namanya dikalangan mayshur dikalangan bangsa Eropa. Sedangkan
Dinasti Mamluk di dirikan oleh Mamluk Aibak, seorang budak yang diangkat
menjadi tentara Salahudin. Kemenangannya saat mengalahkan kelompok nasrani yang
menyerang Syam dan mengalahkan tentara Mongol, membuat kekuasaan Mamluk di
Mesir menjadi tumpuan harapan umat Islam di sekitarnya. Oleh karena itu
pembahasan pada kali ini akan terfokus pada dua dinasti tersebut.
Dinasti Ayyubiyah berdiri di atas
puing-puing Dinasti Fatimiyah Syi’ah di Mesir. Di saat Mesir mengalami krisis
di segala bidang maka orang-orang Nasrani memproklamirkan perang Salib melawan
Islam, yang mana Mesir ialah salah satu Negara Islam yang diintai oleh Tentara
Salib.
Shalahudin Al-Ayyubi seorang
panglima tentara Islam tidak menghendaki Mesir jatuh ke tangan tentara Salib,
maka dengan sigapnya Shalahudin mengadakan serangan ke Mesir untuk segera
mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah yang jelas tidak akan mampu
mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib. Menyadari kelemahannya dinasti
fatimiyah tidak banyak memberikan perlawanan, mereka lebih rela kekuasaannya
diserahkan kepada shlalahudin dari pada diperbudak tentara salib yang kafir, maka
sejak saat itu selesailah kekuasaan dinasti fatimiyahdi mesir, berpindah tangan
ke Shalahudin Al-Ayyubi.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Berdirinya dinasti Ayyubiyah
Ayyubiyah
ialah sebuah dinasti sunni yang berkuasa dimesir, suriah, sebagian yaman, irak,
mekah, hejaz dan dyarbakir. Dinasti ini didirikan oleh salahuddin alayyubi pada
tahun 1174M. nama lengkapnya ialah salahuddin yusuf ibn ayyub ia berasal dari
suku kerdi hadzbani, ia ialah putra najmudin ayyub dan keponakan asaddudin
syirkuh. Najmudin ayub dan asadudin syirkuh hijrah dari kampung halamanya
didekat danau fan ke takrit, irak. Salahuddin lahir dibenteng takrit pada tahun
532H atau 1137M. ketika ayahnya menjadi penguasa seljuk di takrit, pada saat
itu ayah dan pamannya mengabdi kepada imaddudin zanky, seorang gubernur seljuk
untuk kota mousul, irak. Ketika imaduddin berhasil merebut wilayah balbek,
libanon pada tahun 534H (1139M). najmudin ayub diangkat menjadi gubernur balbek
dan menjadi abdi raja suryah, yakni nuruddin mahmud. Selama dibalbek inilah
salahudin menekuni teknik dan strategi perang serta politik. Selanjutnya dia
mempelajari teologi sunni selama sepuluh tahun didamaskus, dalam lingkungan
istana nuruddin.
Bersama
dengan pamannya, salahuddin melawan tentara perang salib pada tahun 559-564H
(1164-1168M). mereka berhasil mengusirnya dari mesir sejak saat itu asaduddin
syirkuh diangkat menjadi perdana menteri khilafah fathimiyah. Setelah pamannya
meninggal jabatan perdana menteri dipercayakan kepada salahuddin al ayyubi pada
tahun 1169M. disana, ia mewarisi peranan sulit yaitu mempertahankan mesir dan
melawan penyerbuan dari kerajaan latin jerrussalem. Pada saat itu tidak ada
seorangpun yang menyangka dia dapat bertahan lama dimesir namun keberhasilan
salahuddin dalam mematahkan serangan tentara dan pasukan romawi bzantium yang
melancarkan perang salib kedua terhadap mesir membuat para tentara mengakuinya
sebagai penggganti pamannya.
B. Masa
pemerintahan dinasti ayyubiyah
Pada
awal kedudukannya sebagai perdana menteri, ia masih menghormati simbol-simbol
syiaha pada pemerintahan al adid lidinillah. Namun setelah al adid meninggal
pada tahun 1171M, salahuddin menyatakan loyalitasnya kepada khalifah abbasiyah
(al mustadi) dibagdad dan secara formal menandai berakhirnya rezim fathimiyah
di kairo. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga ilmiah yang didirikan oleh
dinasti fathimiyah namun mengubah orientasi keagamaannya dari syiah menjadi
sunni. Hal ini sesuai dengan perintah sultan nuruddin dia memerintahkan
salahuddin untuk mengambil kekuasaan dari tangan khilafah fathimiyah dan
mengembalikannya kepada khilafah abbasiyah di bagdad.
Penaklukan
mesir oleh salahuddin pada tahun 1171M tersebut membuka jalan bagi pembentukan
mazhab-mazhab hukum sunni dimesir. Salahuddin memberlakukan mazhab hanafi,
sebelumnya mazhab syafiiyah yang berlaku didinasti fatiniyah. Keberhasilan
tersebut mendorongnya untuk menjadi penguasa otonom dimesir. Dalam
mengsolidasikan kekuatannya, ia memanfaatkan keluarganya untuk melakukan
ekspansi kewilayah lain. Saudaranya dikirim untuk menguasai yaman pada tahun
1173M. taqiyuddin, keponakannya diperintahkan untuk melawan tentara salib di
dimyat. Adapun syihabuddin, pamannya diberi kekuasaan untuk menduduki mesir hulu.
Dari mesir, salahuddin juga dapat menyatukan syiria dan mesofotamiya menjadi
sebuah kesatuan negara muslim. Pada tahun 1174 ia menrebut damaskus kemudian
alippo tahun 1185 dan merebut mousul pada 1186.
Pada
masa pemerintahan salhudidin kekuatan militernya terkenal sangat tangguh
pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar turki, dan afrika ia juga membangun
tembok kota diakiro dan bukit muqattam sebagai benteng pertahanan. Dalam hal
perekonomian, ia bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah lain. Disamping
itu, ia juga menggalakan perdaganggan dengan kota-kota dilaut tengah, lautan
hindia dan menyempurnakan sistem perpajakan atas dasar inilah ia melancarkan
gerakan offensif (penyerangan dengan membabibuta) untuk merebut al quds
(jerussalem) dari tangan tentara salib yang dipimpin oleh guy de lusignan di
hittin. Akhirnya pasukannya berhasil menguasai jerussalem pada tahun 1187M. ini
berarti jerussalem dapat dikuasai oleh orang muslim untuk kedua kalinya setelah
delapan puluh tahun dikuasai oleh kaum kristiani. Setelah kejadian itu
orang-orang frank tersingkirkan, walaupun hanya untuk sementara. Usaha
besar-besaran telah dilakukan pasukan salib dari inggris, prancis dan jerman
pada tahun 1189-1192M namun tidak berhasil mengubah kedudukan salahuddin. Setelah
perang berakhir salahuddin memindahkan pusat pemerintahan ke damaskus.
Perjuangan
salahuddin dalam merealisasikan tujuan-tujuan utamanya yaitu mengeluarkan kaum
salib dari baitul makdis dan mengembalikan pada persatuan umat islam, telah
menghabiskan kekuatannya dan mengganggu kesehatannya. Ia meninggal dan
dimakamkan di damaskus pada tahun 1193M, setelah dua puluh lima tahun
memerintah sebelum meninggal ia membagikan kekaisaran ayyubiyah kepada para
anggota keluarga. Oleh karena itu, pengendalian dari pusat tetap berada dibawah
kekuasaan almalik al adil (saudaranya) dan keponakannya al kamil mereka membagi
imperiumnya menjadi sejumlah kerajaan kecil mesir, damaskus, alleppo dan
kerajaan mousul sesuai dengan gagasan saljuk bahwa negara merupakan warisan keluarga
raja. Walaupun demikian ayyubiyah tidak mengalami perpecahan, karena dengan
loyalitas kekeluargaan mesir di integrasikan dalam berbagai imperium. Mereka
menata pemerintahan dengan sistem birokrasi masa lampau yang telah berkembang
dinegara-negara mesir dan siriya melalui distribusi iqta kepada pejabat-pejabat
militer yang berpengaruh.
Ayyubiyah
secara khusus enggan melanjutkan pertempuran melawan sisa-sisa kekuatan pasukan
salib. Mereka lebih memprioritaskan untuk mempertahankan mesir, karena kesatuan
mulai melemah akhirnya pada masa pemerintahan al kamil, dinasti ayyubiyah yang
bertempat di Diyar bakr dan al jazirah mendapat tekanan dari dinasti seljuk rum
dan dinasti khiwarazim syah. Selanjutnya, al kamil mengembalikan jerussalem
kepada kaisar fredrick II yang membawa kedamaian dan kestabilan ekonomi bagi
mesir dan syiria. Oleh karena itu, pada masa tersebut perdagangan kembali
dikuasai oleh kekuatan kristen mediterrania. Setelah al kamil meninggal yakni
pada tahun 1238M, dinasti ayyubiyah dirongrong oleh pertentangan-pertentangan
intern pemerintah.
C. Berakhirnya
dinasti ayyubiyah
Runtuhnya
dinasti ayyubiyah dimulai pada masa pemrintahan sultan ash shalih. Pada masa
pemerintahan ash shalih terjadi serangan pasukan budak (mamluk) dari turki yang
berhasil merebut kekuasaan dimesir. Walupun sebelumnya pasukannya berhasil
menaklukan perang salib ke enam yang dipimpin ranja perancis ST Louis, Setelah ash shalih meninggal pada tahun
1249M, kaum mamluk mengangkat istri ash shalih, syajarat ad durr sebagai
sultan. Dengan demikian berakhirlah pemerintahan dinasti ayyubiyah dimesir. Walaupun
demikian dinasti ayyubiyah masih berkuasa disuryah. Pada tahun 1260M tentara
mongol hendak menyerbu mesir. Komando tentara islam dipegang oleh qutuz,
panglima perang mamluk. Dalam pertempuran diain jalut, qutuz berhasil
mengalahkan tentara mongol dengan gemilang. Selanjutnya, qutuz mengambil alih
kekuasaan dinasti ayyubiyah. Sejak itu, berakhirlah kekuasaan dinasti
ayyubiyah.
D. Ilmu
pengetahuan pada masa dinasti ayyubiyah
Sebagaimana
dinasti-dinasti sebelumnya, dinasti ayyubiyah juga mencapai kemajuan yang
gemilang dibidang ilmu pengetahuan diantaranya.
1.
Bidang pendidikan
Pemerintahan
dinasti ayyubiyah telah berhasil menjadikan damaskus sebagai kota pendidikan
hal ini ditandai dengan dibangunnya dar al hadis al kamilah pada tahun 1222M
dan madrasha ash shauhiyyaha pada tahun 1239M. Dar al hadis al kamilah dibangun
untuk mengajarkan pokok-pokok hukum yang secara umum terdapat didalam mazhab
hukum sunni. Adapun madrasha ash shauhiyyaha berperan sebagai pusat pengajaran
empat mazhab.
2. Bidang arsitektur
Kemajuan
dalam bidang arsitektur dapat dilihat pada monumen bangsa arab, bangunan masjid
dibeirut yang mirip gereja dan istana-istana yang menyerupai gereja.
3. Bidang filsafat dan keilmuan
Bukti
kongkrit dari kemajuan filsafat dan keilmuan pada dinasti ayyubiyah ialah
adelasd of bath, karya-karya orang arab tentang astronomi dan geometri,
penerjemahan bidang kedokteran. Pada bidang kedokteran juga telah didirikan
sebuah rumah sakit bagi orang yang menderita cacat pikiran.
4. Bidang industri
Kemajuan
dinasti ayyubiyah dibidang industri dibuktikan dengan dibuatnya kincir oleh
seorang siriya yang lebih canggih dibanding buatan orang barat. Terdapat pabrik
karpet, pabrik kain dan pabrik gelas.
5. Bidang ekonomi dan perdagangan
Dalam
hal perekonomian dinasti bekerja sama dengan penguasa muslim diwilayah lain.
Disamping itu, ia juga menggalakkan perdagangan dengan kota-kota dilaut tengah,
lautan hindia dan menyempurnakan sistim perpajakan. Pada bidang perdagangan,
dinasti ini membawa pengaruh bagi eropa dan negara-negara yang dikuasainya.
Dieropa terdapat perdagangan agriculture dan industri. Hal ini menimbulkan
perdagangan internasional melalui jalur laut, sejak saat itu dunia ekonomi dan
perdangan sudah mengguakan sistem kredit, bank termasuk Letter of Credit (lc),
bahkan ketika itu sudah ada uang yang terbuat dari emas. Selain itu juga
dimulai percetakan mata uang dirham campuran (fulus). Percetakan fulus yang
merupakan mata uang dari tembaga dimulai pada masa pemerintahan sultan muhammad
al kamil ibn al adil al ayyubi, percetakan unag fulus tersebut dimaksudkan
sebagai alat tukar terhadap barang-barang yang tidak signifikan denga rasio 48
fulus untuk setiap dirhamnya.
6.
Bidang militer
Pada
masa pemerintahan salahuddin, kekuatan militernya terkenal sangat tangguh.
Pasukannya diperkuat oleh pasukan Barbar, turki dan afrika. Ia juga membangun
tembok kota di kairo dan muqattam sebagai benteng pertahanan. Selain memiliki
alat-alat perang seperti kuda pedang dan panah dinasti ini juga memiliki burung
elang sebagai kepala burung-burung dalam peperangan. Disamping itu adanya
perang salib membawa dampak positif, keuntungan dibidang industri, perdagangan
dan intelektual misalnya dengan adanya irigasi.
7. Bidang kebudayaan
Salahuddin
al ayyubi menjadi tokoh yang meneladankan satu konsep dan budaya, yaitu
perayaan hari lahir nabi Muhammad SAW yang kita kenal dengan sebutan maulud
atau maulid. Maulud atau maulid ini
berasal dari kata milad yang berarti tahun dan bermakna seperti pada istilah
ulang tahun.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mesir
yang mengalami beberapa kedinastian mencapai masa kejayaanya ketika pada masa
Dinasti Ayyubiyah dan Dinasti Mamluk. Dinasti Ayyubiyah berdiri pada tahun 1169 M oleh Salahudin
al-Ayubi, yang dulunya panglima perang raja Nurudin. Ia menjulang reputasinya
ketika berhasil melawan tentara Salib dan berhasil membebaskan Yerussalem. Pada
2 oktober 1187. Salahudin membagi kekuasaan pada sanak saudaranya sebelum
meninggal, mereka masih tetap bersatu sehingga dapat mempertahankan kekuasaan, namun
perselisihan intern keluargaAyubbiyah setelah al-Kamil meninggal, yang
sementara itu masih berlangsung Perang Salib, yang menyebabkan Dinasti ini
terpecah.
Dinasti
Mamluk berdiri pada tahun 1250 M, oleh
Aybak , namun berjaya pada masa Baybar, yang mampu menghancurkn pasukan
Tartar dari Mongol di Ain Jaluk pada tahun 1260. Mereka terbagai menjdi 2
kelompok yaitu mamluk Bahri, yang tinggalnya di laut dan Mamluk Burji, yang
tinggalnya di menara benteng. Pasukan Mamluk selanjutnya terus menghalau
tentara Salib yang mengdakan ekspensinya ke wilayah Muslim. Dinasti ini runtuh
karena faktor internal, dari para sultanya berlaku amoral, dan eksternal, dari
serbuan pasukan Usmani.
DAFTAR
PUSAKA
Yatim, Badri. 1995. Sejarah Umat Islam, Jakarta: Rajawali
Press.
Hamka. 1952. Sejarah umat islam II, Jakarta: Bulan Bintang.
Karim, Abdul Muhamed. 2007, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,
terj. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Hasan, Ibrahim Hasan. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam, Terj.
Yogyakarta: Kota Kembang.
Hitti, Philip K. 2006. History Of The Arabs, Terj. Cet 2.
Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
Mufrodi, Ali. 1997. Islam Dikawasan Kebudayaan Arab.
Jakarta: Logos.
Amin, Samsul Munir. 2009, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzan
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung:
Pustaka Setia.
0 Response to "DINASTI AYUBI"
Post a Comment